PEKANBARU (Rakyat Riau) - Akibat kehilangan produksi air, Perusahan Daerah Minum (PDAM) Tirta Siak Kota Pekanbaru, Riau mengaku mengalami kerugian Rp 6 miliar pertahun.
Direktur PDAM Tirta Siak Pekanbaru, Kemas Yusferi, Senin (7/11) mengungkapkan kehilangan produksi air mencapai 60 persen akibat berbagai permasalahan yang terjadi dilapangan.
"Sudah dua tahun terakhir ini kami selalu merugi karena air banyak hilang. Penyebabnya adalah jaringan pipa PDAM yang sudah uzur. Pasalnya jaringan utama PDAM pertama kali dibangun tahun 1972," jelasnya.
Kemas manambahkan, dengan kondisi pipa yang tua. Maka air yang diharapkan dapat mengucur dengan maksimal kerumah pelanggan tidak terpenuhi karena air yang mengalir sering menjadi kecil. Disamping itu, juga adanya banyak faktor lain seperti pelanggan nakal, pegawai nakal, pencurian air dan sebagainya.
"Susah sekali memerangi kehilangan air karena pipa kita sudah tua, dulunya dipinggir sekarang sudah berpindah ke tengah, ada pelanggan liar, mencuri, pegawai nakal, pipa tua yang bocor kita tidak tahu titiknya,"ungkapnya.
Menurut Kemas dengan kehilangan air tersebut PDAM Tirta Siak mengalami kerugian besar tiap tahunnya. Bahlan kehilangan air 60 persen itu sebenarnya sudah kiamat bagi PDAM.
"Dari kehilangan 60 persen air ini jika dihitung kerugian pertahunnya bisa mencapai Rp6 miliar. Inilah yang menjadi masalah selama ini," tegas dia.
Kemas mengakui, jika pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan kerugian, dengan mendata pelanggan, mengajak para pegawai PDAM untuk peduli dengan kebocoran yang terjadi. Dengan melaporkan jika ada pelanggan nakal yang mencuri air.
"Meskipun semua usaha sudah dilakukan, namun sampai saat ini tampaknya tidak berhasil. Hal ini karena sulitnya mendeteksi pipa mana yang bocor, jaringan mana yang sudah di pindahkan sebab sudah tua," tegasnya lagi.
Kemas mencontohkan seperti yang telah terjadi di Jalan Melur, sudah berulang kali diperbaiki tetap bocor. Ini akibat jaringan utama PDAM yang sudah tua karena pertama kali dibangun 1972.
"Jadi semua jaringan pipa kita sudah tidak layak lagi. Sedangkan untuk membangun jaringan baru kita membutuhkan investasi yang besar. Sementara kita mengalami keterbatasan dana daerah," tutupnya. (yan)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
