EKONOMI (RA) - Amerika Serikat memiliki presiden baru setelah melakukan pemilihan presiden pada Rabu (9/11). Dia adalah Donald Trump dari Partai Republik.
Trump berhasil meraih suara sebanyak 276, sementara rivalnya Hillary Clinton mendapat 218 suara. Dia berhasil menguasai hampir seluruh suara di negara kunci Amerika Serikat.
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump memberikan pidato kemenangannya. Saat tiba di Trump Tower, taipan properti AS tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dan sorak sorai para pendukungnya.
Trump berterima kasih pada seluruh pendukungnya karena berhasil memenangkan pertarungan sengit ini.
"Saya berterima kasih. Dan saya baru menerima telepon dari Clinton, dia memberikan selamat kepada saya dan saya juga mengucapkan selamat kepadanya," ucap Trump mengawali pidatonya.
Ucapannya langsung disambut meriah oleh pendukung yang memenuhi Trump Tower. Dia kemudian berterima kasih kepada seluruh keluarga dan kerabat dekatnya yang sudah mendukungnya. Trump mengatakan mereka semua luar biasa.
Kemenangan Trump ini diperkirakan membuat investor ambil posisi wait and see seiring berlangsungnya pemilihan umum di Amerika Serikat. Di bursa saham AS dan Eropa pada perdagangan tadi malam ditutup menguat seiring sentimen positif dari investor mengenai Hillary Clinton.
"Investor secara umum memandang kemenangan Clinton merupakan hasil yang lebih baik dan lebih stabil untuk pasar," ujar Analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (9/11).
Hal ini terbukti dari bursa saham-saham di Eropa dan Asia.
Pasar saham Eropa mengalami guncangan. Hal ini disebabkan kekhawatiran atas kemenangan Donald Trump dalam pemilu Amerika Serikat mengalahkan Hillary Clinton.
Seperti dilansir Businessinsider, dua pasar saham terbesar Eropa sempat anjlok hampir mencapai empat persen. Hari ini, pasar saham di Jerman, DAX sempat anjlok 465,6 poin ke posisi 10.068 poin atau anjlok 4,4 persen. Sementara, pasar saham di Inggris, FTSE juga turun mencapai 3,8 persen sekitar dua jam sebelum diperdagangkan secara resmi.
Wakil Presiden Riset Forex FXTM Jameel Ahmad mengatakan investor benar-benar tidak siap akan kemenangan Donald Trump pada pemilu AS. Kondisi ini sama dengan adanya referendum British Exit (Brexit) beberapa waktu lalu.
"Ketika Donald Trump mendapatkan momentum maka investor mulai panik dan terkejut," ujarnya, Rabu (9/11).
Tak hanya itu, saham Nasdaq dan S&P 500 juga mengalami guncangan parah hingga dibawah pembatasan perdagangan. Di mana otoritas pasar saham AS akan menghentikan sementara penjualan sahamnya hingga hari pemilihan presiden AS.
Saham-saham di Asia pun ikut hancur. Nikkei Jepang anjlok capai 5,4 persen dan Hang Seng juga turun 2,9 persen.
Pasar lebih memilih Hillary Clinton memenangkan pemilu dan menjadi presiden AS. Kemenangan Hillary bakal membawa angin positif untuk seluruh saham di dunia.
Sementara, kemenangan Trump diperkirakan bakal membawa pasar saham AS anjlok 10 persen. Sebab, Trump memiliki strategi tak terduga.
Lalu, apa dampaknya untuk ekonomi Indonesia?
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS berimbas ke pasar saham dunia, salah satunya pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena imbas negatif atas terpilihnya Donald Trump menjadi presiden AS.
IHSG ditutup anjlok 56 poin ke level 5.414 poin. IHSG sempat menyentuh titik terendah usai pembukaan sesi II mencapai 5.345 poin. Sementara, level tertinggi terjadi usai pembukaan perdagangan yang berada di posisi 5.491 poin. IHSG diperdagangkan sebanyak 12,84 juta lembar saham dengan memperoleh Rp 9,6 triliun.
Sementara, nilai tukar Rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini. Rupiah ditutup melemah 43 poin atau 0,32 persen ke level Rp 13.127 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menyentuh level tertinggi Rp 13.252 per USD. Pada penutupan kemarin, Selasa (8/10), Rupiah ditutup di level Rp 13.084 per USD.
Ekonom Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih, mengatakan dampak pelemahan bursa saham Indonesia usai kemenangan Trump ini diperkirakan hanya sementara. Jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, perkiraannya akan mencapai 4.800.
"Saya kira itu shock jangka pendek, cuman seberapa jangka pendeknya? Sampai pada level saya kira kalau paling terendah bisa kearah 4.800 kalau secara technical ya. Tapi itu mudah-mudahan bisa segera naik lagi," ujarnya di Jakarta, Rabu (9/11).
Ke depan, para investor AS diprediksi bakal melarikan dananya ke negara berkembang. Ini menimbulkan ketidakpastian di AS akan kembali meningkat. "Saya kira perlu kehati-hatian tinggi untuk kita."
"Mungkin saja dia (investor asing) akan keluar dari AS dan berinvestasi lagi di negara-negara yang sempat terkoreksi dan mereka akan lebih banyak menempatkan dananya di emerging market. Mereka akan switch dari developed market ke emerging market," ujarnya.
Sementara, dari sisi nilai tukar Dolar, dia mengatakan USD akan melemah pada sejumlah mata uang dunia. "Jadi Dolarnya cenderung melemah terhadap mata uang kuat dunia."
Namun, pemerintah memastikan kemenangan Donald Trump tak berdampak pada ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia tidak berpengaruh signifikan pada gejolak di Amerika. Sebab, Amerika bukan mitra dagang terbesar Indonesia. Negara tujuan ekspor Indonesia kebanyakan berada di kawasan Asia dan Eropa.
"Perdagangan menjadi salah satu faktor yang kuat, tapi destinasi mayoritas di Asia di Eropa. Kita masih bisa meningkatkan lebih banyak dengan destinasi market," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (9/11).
Menteri Sri Mulyani menambahkan fundamental perekonomian Indonesia saat ini tengah dalam keadaan baik. Sehingga, gejolak ekonomi tidak terlalu dirasakan di Tanah Air.
Menurutnya, sejumlah indikator seperti pertumbuhan ekonomi, pengelolaan fiskal, dan neraca pembiayaan Indonesia semuanya relatif tidak pada zona berbahaya. Ini yang memberikan kepercayaan pada investor untuk menahan dananya di Indonesia.
"Saya kira itu akan membedakan Indonesia dari reaksi market yang sifatnya saat ini sedang bereaksi terhadap pilihan itu," tuturnya.
Menkeu melanjutkan Indonesia sebagai negara demokratis sangat menghormati pilihan rakyat Amerika tersebut. "Kita sebagai negara demokratis kita juga ingin selalu dihormati pilihan rakyat. Jadi kalau mereka memilih pemimpinnya kita hormati saja," katanya.
Selain itu, pemerintah tak khawatir kemenangan Trump bakal jadi bencana ekonomi dunia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan bahwa pemerintah tidak khawatir dengan hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Meski dengan terpilihnya Donald Trump akan memengaruhi sentimen pasar, namun hal tersebut tidak akan memberi pengaruh besar ke Indonesia.
"Tentu saja ada pengaruhnya, namun tolong dicatat ekonomi kita baik-baik saja. Karena sesuatu yang terjadi di AS, Pilpres, bukan karena bencana ekonomi jangan dianggap itu sesuatu yang terjadi dalam waktu panjang," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (9/11).
Dia memprediksi, Bank Sentral Amerika (The Fed) bisa saja menaikkan suku bunganya jika ekonomi Negeri Paman Sam tersebut membaik. Namun, hal tersebut bukan semata-mata karena terpilihnya Donald Trump, melainkan juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan inflasi di Amerika.
Dengan demikian, pemerintah tetap akan waspada jika kenaikkan suku bunga The Fed memberi pengaruh ke ekonomi Indonesia. Meski begitu, dia meyakini bahwa pengaruh Pilpres ini hanya bersifat jangka pendek di Indonesia.
"Tentu saja market bisa bereaksi, bisa sementara. Kita itu yang pentingnya, kita menjaga fundamental ekonomi kita agar tetap baik. Bank Indonesia termasuk yang harus ikuti dengan sangat cermat tentu dari pemerintah dan OJK juga. Sehingga kita bisa tetap waspada dan bereaksi kalau ada hal-hal yang di luar perkiraan," jelas Darmin. (merdeka.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
