10 Tahun Bekerja, 12 Pekerja Dihentikan Sepihak PT SCMN Riau

10 Tahun Bekerja, 12 Pekerja Dihentikan Sepihak PT SCMN Riau
Ade Hartati Berbincang dengan Pekerja Djarum.RA1

PEKANBARU (RA) - Enam orang pekerja motoris atau spriding PT Sumber Citra Multi Niaga (SCMN) yang menjadi perwakilan PT Djarum Indonesia di Provinsi Riau, mendatangi Kantor DPRD Pekanbaru untuk membicarakan nasib 12 orang rekannya yang saat ini diperlakukan tidak semestinya oleh perusahaan.

Seperti yang dikatakan pekerja yang tak kunjung diangkat menjadi karyawan oleh perusahaan yang disebut-sebutnya tak terdaftar di Kota Pekanbaru itu, Haris (36) kepada Sekretaris Komisi III DPRD Pekanbaru, Ade Hartati Rahmad MPd, bahwa dirinya telah dizalimi oleh perusahaan tempat ia bekerja.

Bahkan, enam orang ini telah diberhentikan secara sepihak oleh PT SCMN dengan tidak hormat. "Kami dipecat dengan cara yang tak manusiawi, mereka panggil kami dan mereka katakan 'you..you..you, out," ungkap Haris yang didampingi lima rekannya Irwan, Hendra, Erwan, Firman, dan Hendri ketika berbincang dengan RiauAktual.com usai rapat dengan Ade Hartati, Senin (05/11/2012).

Haris juga mengatakan, Distrik Supervisor PT SCMN, Sarwo Adi tidak pernah membayarkan pesangon mereka setelah dipecat sepihak. Bahkan, perusahaan juga tak pernah memberikan Askes kepada pekerja yang bekerja di lapangan penuh tantangan ini.

"Kami dikontrak pertamanya 3 bulan, tapi tak jelas 'gitu'. Setelah 3 bulan kontrak tak ada diperpanjang tapi kami tetap dipekerjakan. Pas Hari Raya Idul Fitri kami minta THR, karena kami minta THR, kami satu per satu dipecat. Kami lapor ke BLH, karena kami lapor, kami ditarik lagi dan dibayarkan THR kami tahun lalu. Kalau tahun ini tak ada dibayarkan, termasuk pesangon," paparnya.

Ditambahkannya, selain pesangon serta perlakuan yang tak manusiawi, dalam penggajian juga dikadukan enam orang pekerja PT SCMN ini. Pekerja lapangan ini yang mempromosikan Rokok Djarum ke warung-warung tidak diberikan fasilitas apapun.

"Setiap hari kami digaji Rp75 Ribu dan dibayarkan per minggu. Rp75 Ribu itu sudah masuk semuanya, minyak, makan, dan lainnya. Sementara motor yang digunakan untuk kerja ini milik kami tak disewa oleh perusahaan," tuturnya. (RA1)

Berita Lainnya

index