Riauaktual.com - Pesawat AirAsia rute Australia-Kuala Lumpur alami guncangan parah yang mengharuskan kembali lagi ke Australia. Menurut seorang penumpang, guncangan sangat hebat seperti getaran seperti mesin cuci.
Pesawat jenis Airbus A330 ini mengalami masalah setelah 90 menit mengudara. Beruntung pesawat berhasil selamat di Bandara Perth.
Menurut pihak maskapai dan bandara, pesawat itu alami masalah teknis.
"Pilot pesawat mengidentifikasi adanya masalah teknis, kemudian memutuskan untuk berbalik dan kembali ke Australia," ujar juru bicara bandara, seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (26/6).
Pihak maskapai penerbangan bertarif rendah Malaysia ini menyebutkan awak darurat sudah disiagakan, namun tidak sampai dibutuhkan. Mereka menambahkan awak pesawat telah melakukan tindakan pencegahan untuk memeriksa pesawat terbang.
Surat kabar lokal mengutip dari penumpang melaporkan mereka sempat mendengar suara ledakan dan kemudian pesawat mulai bergoyang.
"Anda bisa tahu dari reaksi awak kabin bahwa hal tersebut benar-benar buruk, itu sangat mengerikan," ujar Sophie Nicolas.
Dia menambahkan mendengar suara ledakan kecil dari sayap kiri. Tak hanya Sophie, seorang penumpang lain Brenton Atkinson menuturkan getaran pesawat mulai tidak biasa dan malah semakin hebat seperti getaran mesin cuci.
"Anda seperti tengah duduk di atas mesin cuci, getarannya tidak biasa dan kita bisa melihat mesin di luar jendela benar-benar bergetar di sayapnya," jelasnya.
Saat berhasil mendarat, Brenton kemudian menyadari jika salah satu pisau baling-baling lepas. "Begitu kami mendarat, saya menyadari salah satu pisau benar-benar lepas dari turbin," lanjut dia.
Ini kali kedua pesawat bermasalah di dekat udara Australia. Awal bulan ini, sebuah pesawat milik China Eastern melakukan pendaratan darurat di Sydney dengan lubang besar muncul di salah satu penutup mesinnya.
Penumpang yang ketakutan menyebutkan ada suara sangat keras usai mereka meninggalkan Sydney menuju Shanghai. Beruntung tidak ada yang terluka.
Pesawat AirAsia sendiri mengalami insiden fatal pertamanya pada Desember 2014, saat itu AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 jatuh dengan 162 penumpang di dalamnya.
Sumber : merdeka.com
