Riauaktual.com - Korea Utara (Korut) sekarang merasa aman dari ancaman Washington setelah rudal balistik antarbenua (ICBM) berhulu ledak nuklir miliknya mampu menghantam wilayah Amerika Serikat (AS) setiap saat.
Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu kini siap berunding damai dengan AS dengan syarat diakui sebagai negara berkekuatan nuklir. Hal itu dipaparkan para delegasi Rusia yang baru saja berkunjung ke Pyongyang.
Lantaran menjadi perisai keamanan, rezim Kim Jong-un tidak akan bersedia melucuti program senjata nuklirnya.
”Mereka (Pyongyang) siap untuk berunding, namun tim Korea Utara harus dengan kondisinya sendiri, harus diakui sebagai kekuatan nuklir,” kata Vitaly Pashin, salah satu anggota delegasi Rusia. Menurutnya, Korut sekarang siap untuk bernegosiasi dengan Washington di bawah syarat paritas dengan partisipasi Rusia sebagai pihak ketiga.
Pashin yang juga anggota Duma Negara Rusia mengutip pejabat Korut menambahkan bahwa Pyongyang dipaksa bersikap agresif oleh kebijakan bermusuhan AS. Namun, lanjut dia, Pyongyang kini merasa aman setelah uji tembak ICBM Hwasong-15—rudal yang secara teoritis mampu menghantam daratan AS—berlangsung sukses.
Anggota delegasi Rusia lainnya, Kazbek Taisayev, juga mendengar penegasan Korut yang tidak sudi melucuti senjata nuklirnya. Menurutnya, rezim Kim Jong-un tidak menginginkan perang nuklir, namun secara moral siap untuk itu.
“Mereka tidak menginginkan perang, mereka ingin hidup normal, tapi jika ada ancaman dari AS, maka mereka secara moral siap untuk perang,” ujarnya seperti dilansir kantor berita RIA, semalam (1/12/2017).
Pyongyang menembakkan rudal Hwasong-15 pada hari Rabu. Militer Korea Selatan, Jepang dan AS mengonfirmasi bahwa senjata itu mendarat di Laut Jepang. Korut mengklaim rudalnya mencapai ketinggian sekitar 4.475km dan terbang sejauh 950km selama terbang 53 menit.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan, mengakui bahwa rudal tersebut merupakan ICBM tipe baru yang bisa terbang di atas 13.000km. ”Ini dinilai bahwa uji terbangnya berhasil,” kata kementerian itu melalui seorang juru bicara yang dilansir Yonhap.
”Dalam kasus itu, jika rudal ditembakkan pada sudut normal, ia akan mampu terbang lebih dari 13.000 km. Itu berarti bisa mencapai Washington DC,” lanjut kementerian tersebut. (Wan)
Sumber: sindonews.com
