Riauaktual.com - Sebuah perahu yang membawa 79 orang pengungsi Rohingya, terdampar di perairan Aceh, tepatnya di Pantai Kuala Raja, Kabupaten Bireuen, Aceh, pada Jumat 20 April 2018.
Berdasarkan informasi yang diperoleh VIVA, ke-76 pengungsi Rohingya itu terdiri dari 25 perempuan, 43 laki laki, dan delapan anak-anak. Semua dalam satu kapal kayu.
Sebagaimana diinformasikan oleh Hidayat, koordinator Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Bireuen, para pengungsi Rohingya itu ditemukan oleh nelayan setempat pada pukul 14.00 WIB. Mereka, kemudian digiring ke daratan untuk diselamatkan.
Saat diperiksa kesehatannya, lima orang pengungsi Rohingya mengalami sakit, tiga di antaranya laki-laki dan dua orang perempuan. "Ini masih kita periksa kesehatannya, mereka sudah diberikan infus di lokasi," kata Hidayat.
Kepala Kepolisian Resor Bireuen Ajun Komisaris Besar Polisi Riza Yulianto membenarkan keberadaan para pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di pesisir Bireuen itu.
Belum diketahui pasti tujuan pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan Aceh ini. Sebulan terakhir sudah dua kali mereka terdampar di Aceh. Pada awal April 2018, lima warga Rohingya terdampar di perairan Aceh Timur.
Tak tahan dengan agresi Militer
Seorang di antara mereka, Muhammad Rifai (42 tahun) menceritakan kronologi pelarian mereka hingga ke Aceh. Di negara mereka, Myanmar, sedang terjadi peperangan sehingga banyak warga yang mengungsi ke berbagai negara.
“Banyak saudara kami yang lari mengungsi ke negara lain. Membuat kami harus pergi, karena tidak mungkin melawan rezim militer (Myanmar) yang menggunakan senjata," kata Muhammad.
Ia mengaku tujuan utama mereka memang datang ke Aceh, meski cuma dengan sebuah perahu. Mereka terombang-ambing selama delapan hari di atas perahu dari Myanmar ke Aceh. Selama itu pula mereka hanya makan ikan.
Pemerintah Aceh berjanji memberikan bantuan dan tempat tinggal sementara untuk menampung pengungsi muslim Rohingya yang terdampar itu. Langkah selanjutnya menunggu hasil koordinasi dengan semua pihak terkait.
“Ini, kan, alasan kemanusiaan. Pemerintah Aceh akan memberikan bantuan. Kita akan beri mereka tempat tinggal. Bagaimana pun mereka juga manusia yang membutuhkan pertolongan,” kata Alhudri, Kepala Dinas Sosial Aceh.
Untuk sementara, pengungsi Rohingya itu ditempatkan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di lokasi setempat. Belum diketahui sampai kapan mereka ditempatkan di sana.
Ditemukan nelayan
Para pengungsi etnis Rohingya itu terdiri 51 laki-laki dan 28 perempuan, sebagian di antaranya anak-anak. Mereka menumpang satu perahu kayu dari Myanmar. Ditemukan oleh nelayan setempat pada pukul 14.00 WIB, Jumat, 20 April. Mereka kemudian digiring ke daratan untuk diselamatkan.
Saat diperiksa kesehatannya, lima orang pengungsi Rohingya mengalami sakit, tiga di antaranya laki-laki dan dua orang perempuan. "Ini masih kita periksa kesehatannya, mereka sudah diberikan infus di lokasi," kata Hidayat, koordinator Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kabupaten Bireuen. (Wan)
Sumber: Viva.co.id
