PEKANBARU (RA)- Karena sudah menimbulkan ketidak nyamanan dan polusi udara bagi masyarakat Kota Pekanbaru keberadaan dua pabrik karet yang saat ini masih beroperasi di dalam Kota Pekanbaru segera di relokasi.
Surat resmi Walikota Pekanbaru melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru sudah dilayangkan beberapa kali kepada PT. Bangkinang yang di Jalan Kereta Api serta, PT. Rickry di Jalan Yos Sudarso.
Walikota Pekanbaru Firdaus MT, ketika di konfirmasi RiauAktual.com, Senin (8/7/2013) mengatakan bau menyengat yang keluar dari pabrik karet itu sudah menggangu udara Pekanbaru. Bahkan sudah tercium ketempat Kediaman Walikota.
"Kalau pabrik itu dalam posisi dulu masih memungkinkan akan tetapi untuk kondisi saat ini Kota Pekanbaru sudah padat sudah tidak representatif lagi menjadi lokasi pabrik karet. saya sendiri juga merasakan baunya," ujar Firdaus MT.
Firdaus mengakui sudah menegur kedua pemilik pabrik. Meski diakuinya dengan relokasi pemilik pabrik mengatakan akan ada PHK bagi karyawan dalam Kota.
"Kita sudah tegur, kemaren alasan mereka kalau pindah buruh tak bisa dibawa. Masalah buruh itu tergantung mereka. kalau mereka mau mempekerjakan silahkan kalau tidak itu resiko. Yang jelas kehadiran mereka tidak cocok lagi di dalam Kota itu cocoknya 50 tahun lalu sekarang sudah di penuhi masyarakat," ujarnya.
Katanya kalau memang mereka mau pindah lokasi yang masih pas dan pantas untuk di jadikan pabrik adalah di perbatasan Kota dekat Muara Fajar.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru El Sabrina, saat di konfirmasi mengakui sudah sejak 3 bulan lalu melakukan koordinasi dengan kedua pabrik.
"Atas petunjuk pak Wali Kami sudah 3 bulan lalu melakukan kordinasi dengan kedua pabrik kareta yang masih beroperasi di dalam kota. Meski mereka keberatan dengan alasan akan banyak tenaga kerja yang terganggu akibat relokasi ini . Akan tetapi dengan pertimbangan lebih besar dampak negatifnya maka di putuskan akan tetap merelokasi kedua pabrik tersebut," pungkas El sabrina.
Laporan: Va
Editor: Doni Dwi Putra
