Duh! WHO Khawatir Kasus Covid-19 Melonjak Saat Ramadan

Duh! WHO Khawatir Kasus Covid-19 Melonjak Saat Ramadan
Kaum Muslim melakukan salat Tarawih malam selama bulan puasa Ramadan di sekitar Kabah di kompleks Masjidil Haram di kota suci Makkah, pada Selasa 13 A

Riauaktual.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinan pada Kamis kemarin bahwa pandemi Covid-19 dapat memburuk di Timur Tengah dan Afrika Utara selama bulan puasa Ramadan.

“Kasus infeksi Covid yang terdeteksi di wilayah tersebut naik 22% minggu lalu, sementara kematian naik 17%,” kata Ahmed Al-Mandhari, kepala WHO untuk Mediterania timur yang berbasis di Kairo.

Mandhari mengatakan situasi di wilayah yang luas itu mencerminkan "tren yang mengkhawatirkan".

“Kami sangat khawatir bahwa situasi saat ini dapat memburuk selama Ramadan jika orang tidak mengikuti dan mematuhi langkah-langkah sosial yang terbukti berhasil,” katanya dalam konferensi pers daring.

Ramadan, salah satu dari lima rukun Islam, dimulai di sebagian besar negara Muslim pada hari Selasa. Muslim yang taat menahan diri dari makan dan minum dari fajar hingga senja. Secara tradisi, mereka berkumpul dengan keluarga dan teman untuk berbuka puasa.

“Tahun ini, seperti tahun lalu, orang mungkin merasa semangat Ramadan berubah karena social distancing dan karantina, Tapi tindakan yang perlu dipertahankan untuk membantu mengatasi pandemi sejalan dengan prinsip dasar Islam: Jaga kesehatan fisik Anda dan jangan menyakiti orang lain,” kata Mandhari.

Dalia Samhouri, kepala regional kesiapsiagaan darurat WHO, mengatakan organisasi internasional ingin negara-negara melakukan penilaian risiko untuk mencegah penyebaran infeksi.

“Tindakan yang dapat diambil di sekitar masjid selama Ramadan, termasuk menjaga jarak fisik, ventilasi, dan desinfeksi rutin. Orang yang merasa sakit disarankan tinggal di rumah, bersama orang tua dan penderita penyakit kronis,” katanya.

Mandhari mengatakan semua negara di kawasan itu telah menerima vaksin, tetapi yang memiliki akses paling terbatas adalah Yaman dan Suriah.

“Meskipun kemajuan telah dicapai dengan memulai vaksinasi di seluruh dunia, masih terdapat ketidakseimbangan yang mengejutkan dalam distribusi vaksin. Ini terutama berlaku di wilayah kami,” katanya.

Di Yaman, tempat sekitar 14 juta dosis dijanjikan melalui program Covax yang bertujuan untuk memastikan akses yang adil ke vaksinasi Covid, hanya 360.000 dosis yang telah dikirimkan.


 

Sumber: BeritaSatu.com

Berita Lainnya

index