Riauaktual.com - Dampak pandemi Corona yang menghantam ekonomi Indonesia sejak tahun lalu masih terasa hingga sekarang. Perusahaan-perusahaan besar seperti Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air masih terguncang dan menawarkan pensiun dini untuk bisa bertahan di tengah krisis. Sementara supermarket Giant terpaksa menutup seluruh gerainya. Ternyata ekonomi oleng bukan hoaks ya.
Sepekan terakhir, beberapa perusahaan dengan aset besar mengumumkan dampak hantaman Corona. Dimulai dengan Garuda Indonesia yang menawarkan program pensiun dini kepada para karyawan. Penawaran pensiun dini itu dikabarkan langsung oleh jajaran direksi maskapai pelat merah itu kepada karyawan melalui pertemuan virtual pada Rabu (19/5).
Kenapa harus memangkas karyawan? Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, keputusan berat ini harus diambil agar perusahaan lebih sehat serta adaptif di tengah situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukkan titik terang. Pandemi membuat trafik penerbangan anjlok.
Mengatasi hal itu, perusahaan mengetatkan ikat pingang agar bisa bangkit. Mulai dari memotong gaji 50 persen untuk level direksi sampai bawah, negosiasi vendor, mengurangi jumlah armada pesawat dari 143 menjadi 70, sampai penawaran pensiun dini.
“Program pensiun dipercepat ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria,” kata Irfan.
- Baca Juga Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan
Ia memastikan seluruh hak pegawai yang akan mengambil program tersebut akan dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan perjanjian kerja yang disepakati antara karyawan dan Perusahaan.
Menyusul Garuda, Sriwijaya Air Group juga merumahkan karyawannya. Berdasarkan dokumen yang beredar di kalangan wartawan, Senin (24/5), keputusan merumahkan karyawan dilakukan manajemen karena keuangan perusahaan yang semakin menurun karena terdampak pandemi yang berkepanjangan.
Manajemen Sriwijaya Air akan memanggil kembali karyawan yang dirumahkan jika operasional maskapai kembali membaik. Khusus untuk karyawan yang sedang dirumahkan, baik pegawai tetap maupun kontrak yang bermaksud untuk mengundurkan diri, perusahaan memberikan kebijakan uang pisah.
“Rinciannya, karyawan dengan masa kerja kurang lebih 1 tahun sampai dengan 3 tahun diberikan uang pisah 1 bulan gaji,” demikian bunyi pernyataan manajemen.
Sementara bagi karyawan dengan masa kerja lebih dari 3 tahun sampai dengan 6 tahun diberikan uang pisah 2 bulan gaji. Sedangkan karyawan dengan masa kerja lebih dari 6 tahun diberikan uang pisah 3 bulan gaji.
Tak hanya perusahaan penerbangan yang terguncang karena pandemi. Perusahaan ritel juga ikutan oleng. PT Hero Supermarket misalnya, memutuskan menutup semua gerai Giant yang ada di Indonesia pada akhir Juli 2021. Setelah 19 tahun menghiasi industri ritel Tanah Air, supermarket “raksasa” ini harus tumbang untuk selamanya.
Kabar penutupan Giant ini sempat viral di media sosial setelah salah satu karyawan membagikan video penutupan tersebut, Selasa lalu. Dalam video itu, para karyawan sedang mendengarkan informasi penutupan yang disampaikan pihak manajemen.
Mendengar informasi itu, sebagian karyawan tertunduk lesu. Sebagian meneteskan air mata. Sejumlah karyawan yang saling berpelukan, melepas rasa sedih.
Presiden Direktur PT Hero Supermarket, Patrik Lindvall mengatakan, keputusan besar seperti ini tidaklah mudah, tetapi ia percaya keputusan itu perlu diambil untuk kepentingan jangka panjang perusahaan dan para karyawan.
Dia bilang, alasan utama penutupan gerai Giant karena perusahaannya akan memfokuskan bisnisnya ke merek dagang lain. Ke depan, perusahaan akan fokus mengembangkan pada pengembangan bisnis IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.
Kinerja bisnis Hero Group secara keseluruhan sangat terpengaruh pandemi. Sampai dengan 3 bulan pertama tahun ini, Hero masih mencatatkan kerugian yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,64 miliar, lebih rendah dari kerugian di triwulan I-2020 sebesar Rp 43,55 miliar.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan berharap, tutupnya salah satu ritel modern Giant, tidak merambat dan mempengaruhi sektor-sektor lainnya, terutama UMKM. Menurut dia, berbagai insentif sudah disiapkan berupa stimulus ekonomi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey memprediksi, ritel modern akan terus bertumbangan dalam 6 bulan ke depan.
Saat ini, banyak ritel modern yang sudah memakai dana cadangannya untuk beroperasi. Karena itu, Aprindo berharap, sektor ini diberikan alokasi dana pemulihan ekonomi nasional dan insentif.
“Tumbangnya ritel modern tergantung pada kecepatan dari pemerintah dalam memberikan insentif atau relakasi, atau menjadikan ritel sektor prioritas,” kata Roy.
Sumber: RM.id
