Current Date: Selasa, 16 Desember 2025

Sering Susah Tidur dan Kebanyakan Belanja Bisa Jadi Tanda Terjadinya Kesepian

Sering Susah Tidur dan Kebanyakan Belanja Bisa Jadi Tanda Terjadinya Kesepian
Ilustrasi kesepian. ©thoughtcatalog.com

Riauaktual.com - Pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, seseorang lebih rentan mengalami masalah kesepian. Hal ini kadang tidak disadari oleh seseorang dan menunjukkan sejumlah gejala khusus.

Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Mental Indonesia, Dra Nella Safitri Psi, menerangkan terkait kondisi kesepian dan gejalanya. Menurutnya, secara umum orang yang hubungan sosialnya terbatas terutama di masa pandemi COVID-19 bukan berarti orang tersebut kesepian. Begitu juga sebaliknya, seseorang yang dikelilingi teman yang begitu banyak, tidak lantas dia tidak merasa kesepian.

"Kesepian itu adalah kebutuhan connect yang tidak terpenuhi. Jadi, kalau kebutuhan itu terpenuhi oleh sekian banyak orang ya dia enggak akan merasa kesepian, tapi kalau sekelilingnya banyak orang tapi tidak memenuhi kebutuhan tersebut, ya, akan merasa kesepian," kata Nella dalam webinar di kanal YouTube Geriatri TV beberapa waktu lalu.

Nella memberi contoh bahwa seseorang yang tampak humoris dan baik-baik saja juga bisa mesalukan bunuh diri. Hal ini menunjukkan bahwa depresi bisa muncul tanpa ada seorang pun yang tahu.

Dari gejalanya, seseorang yang kesepian bisa memunculkan kondisi khusus yang kadang tak disadari. Hal ini bisa memunculkan masalah tidur serta meningkatnya kebiasaan belanja.

Gejala Kesepian

Nella mengatakan bahwa kesepian sering kali tidak disadari. Seseorang cenderung mendeskripsikan dirinya sedang mengalami suasana hati yang tidak baik atau bad mood. Padahal, dia sedang kesepian.

Ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan kondisi kesepian. Salah satunya adalah tidur gelisah atau sulit tidur.

"Lebih lelah daripada biasanya atau sulit tidur merupakan salah satu gejala kesepian yang sering terjadi," kata Nella.

Sebaliknya, terlalu banyak tidur juga menjadi gejala kesepian. Namun, tidur di sini bukanlah tidur yang berkualitas melainkan tidur yang tidak menghilangkan rasa lelah.

"Ini bukan berarti orang yang susah tidur pasti kesepian. Susah tidur juga bisa menandakan bahwa ada ketidakseimbangan dalam diri," terangnya.

Gejala Lainnya

Gejala lain dari kesepian adalah kebiasaan belanja meningkat. Orang yang kesepian dapat lebih sering belanja barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

“Bagi orang yang kesepian, berbelanja adalah salah satu kompensasi karena tidak ada hubungan sosial atau mencari sesuatu untuk dilakukan,” terangnya.

Meningkatnya kebiasaan belanja bukan hanya terkait belanja langsung ke toko atau pasar, tapi termasuk belanja di toko-toko dalam jaringan (daring) atau belanja online.

“Belanja itu sama dengan melakukan sesuatu, walaupun yang dibeli bukan barang yang penting, pokoknya harus ada koneksi sosial. Dorongan belanja secara tiba-tiba dan langsung pesan itu sesuatu yang tidak wajar kecuali kalau sejak awal memang hobi belanja,” jelasnya.

Meningkatnya keinginan berbelanja belakangan terutama secara besar-besaran ini perlu diwaspadai. Nella menjelaskan bahwa terapi belanja memang ada, tapi jika dilakukan terus-terusan bukan lagi menjadi terapi tapi menimbulkan masalah baru terutama terkait keuangan.

 


Sumber: Liputan6.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index