Riauaktual.com - Kasus Covid-19 varian Omicron menunjukkan tren kenaikan. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, per 20 Februari 2022 jumlah kasus kumulatif pada anak berusia 0-18 tahun sebanyak 13,3% di antara semua kelompok umur.
Bagaimana dengan kasus kematian akibat Covid-19 pada usia anak? Diterangkan di sana, angka kematian mingguan pada pasien anak berusia 0-18 tahun berkisar antara 0,13% pada anak usia sekolah hingga 1,12% pada usia di bawah dua tahun.
Menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah Omicron memang mematikan untuk bayi maupun anak-anak? Diterangkan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RS Pondok Indah - Putri Indah dan Bintaro Jaya, dr Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, mayoritas derajat kasus Covid-19 pada anak adalah gejala ringan.
"Akan tetapi, setelah infeksi akut Covid-19 selesai, anak berisiko mengalami long Covid-19 (post-acute Covid-19 syndrome) atau multisystem inflammatory syndrome in children (MISC)," ungkap dr Ronald sebagaimana dikutip dari MNC Portal (Okezone.com), Ahad (27/2/2022).
Long Covid-19 adalah gejala menetap atau komplikasi jangka panjang yang muncul 4 minggu setelah gejala pertama kali muncul. Sedangkan MISC adalah kondisi peradangan berat multiorgan pascainfeksi Covid-19 yang dapat mengancam nyawa.
Sejauh ini, kata dr Ronald, tidak ada faktor risiko atau pencegahan spesifik terhadap kedua kondisi tersebut, sehingga memastikan bayi dan anak tidak terinfeksi Covid-19 sangat penting.
"Hal tersebut dapat dilakukan dengan memastikan imunitas bayi dan anak baik," sarannya.
Selain memastikan imunisasi, ada beberapa upaya lain yang bisa dilakukan untuk memastikan si anak memiliki kesehatan yang prima sehingga imunitasnya kuat. Apa saja?
1. Mengonsumsi makanan bergizi
"Memberikan makanan bergizi seimbang dengan protein hewani yang cukup ke anak serta konsumsi buah dan sayur, lalu menghindari processed food pun makanan berkadar gula tinggi dan lemak jenuh tinggi, adalah cara yang bisa dilakukan ke anak agar imunnya kuat," terang dr Ronald.
2. Pastikan anak tidur cukup
Dokter Ronald menjelaskan bahwa istirahat yang cukup itu dapat menjadi faktor pendukung imunitas kuat. Karena itu, atur jadwal tidur yang cukup dan teratur untuk bayi.
"Bayi itu butuh tidur selama 12-16 jam per hari," singkatnya.
3. Pastikan bayi berada di area yang aman dan bersih
"Kurangi kegiatan di luar rumah jika tidak terlalu darurat. Pastikan juga bayi tidak berada di ruangan dengan ventilasi buruk, karena bayi belum dapat memakai masker dan belum dapat divaksinasi Covid-19," tambah dr Ronald.
