PEKANBARU (RA)- DPRD Kota Pekanbaru mengutuk keras kabar yang beredar di tengah masyarakat adanya praktek prostitusi di Pekanbaru, salah satunya di di Perumahan Jondul Lama, Jalan Bambu Kuning Kecamatan Tenayan Raya. Perlakuan tidak terpuji itu seharusnya tidak ditampilkan oleh sebuah kota yang akan digadang-gadangkan menjadi kota metropolitan yang madani.
Demikian disampaikan Anggota DPRD Kota Pekanbaru Mulyadi Anwar AMd kepada wartawan, yang dihubungi lewat sambungan selulernya. "Saya sangat menyayangkan praktek prostitusi itu dibiarkan terbuka di tengah masyarakat," ujar politisi PKS ini.
Dikatakan Mulyadi, sebuah perbuatan maksiat jika dibiarkan merajalela tanpa ada yang menegur dan memberantasnya, maka dikhawatirkan akan berimplikasi terhadap penghidupan manusia yang tumbuh kembang di Kota Bertuah ini. Terlebih lagi, azab dan musibah dari Allah subahannahu wa ta'ala akan senantiasa datang sejalan dengan perbuatan maksiat dibiarkan menjamur dan khalayak ramai yang seakan seluruhnya menutup mata.
"Sebagai wakil rakyat, saya tak menginginkan keberadan Perumahan Jondul Lama itu difungsikan sebagai tempat prostitusi. Masyarakat lainnya yang berdomisili di Kota Pekanbaru, juga akan terkena imbas dari Allah jika hal ini tidak segera diberantas " ungkap Mulyadi.
Disinggung mengenai tindakan apa yang seharusnya dilakukan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menyelesaikan prostitusi di tempat yang tak jauh dari keberadaan kantor Front Pembela Islam (FPI) ini, kata Mulyadi, pemerintah seharusnya tegas menurunkan langsung tim investigasi ke area yang disangkakan.
Apalagi berdasarkan pengakuan Pekerja Seks Komersial (PSK) disana, mengatakan, bahwa mereka terus menyetor sejumlah uang ke oknum aparat negara dalam hal menjaga keamanan.
"Tindak tegas oknum aparat itu, baik oknum TNI, Polri, Ormas maupun instansi pemerintah lainnya," minta Mulyadi.
Dikabarkan dalam pemberitaan sebelumnya, dari investigasi yang dilakukan di tempat prostitusi Perumahan Jondul Lama, didapat informasi bahwa benar komplek tersebut marak dengan aksi prostitusi.
Menurut laporannya, sebut saja Ayu (bukan nama sebenarnya), seorang wanita ini mengaku dari Kota Semarang, mengatakan sudah tiga bulan berada di perumahan tersebut.
"Awalnya, temanku yang ngajak aku bekerja di sebuah cafe malam bang di Pekanbaru. Karena tertarik aku ikut. Rupanya sampai di sini aku dipekerjakan melayani pria hidung belang. Mau tidak mau ya terpaksa aku terima," ujarnya.
Wanita berkulit putih itu pun mengatakan bahwa dalam sehari itu, tidak kurang dari 10 pria hidung belang menjamah dirinya. Jasa yang dibayar untuk short time bersama dirinya pun berkisar antara Rp200 hingga 300 ribu.
"Untuk pembagian, 70-30 persen bang. Kalau misal dapat Rp200 ribu, Rp50 ribunya untuk mami (sebutan bagi gigolo wanita,red) dan Rp150 untuk saya. 50 ribu itu untuk bayar kamarnya bang," ucapnya.
Ditanya lagi apakah Perumahan Jondul Lama ini pernah dirazia oleh aparat terkait, Ayu mengungkapkan tidak pernah. Disebutkannya bahwa setiap rumah selalu menyetor. Setoran sendiri berkisar antara Rp10-20 ribu. Setoran diberikan di setiap mobil patroli oknum keamanan yang setiap hari lewat di kawasan perumahan tersebut.
"Hampir tidak ada razia bang. Karena kami setiap hari nyetor terus. Kalau dulu memang ada, tapi sejak setoran lancar tidak ada razia lagi," sebut Ayu.
Laporan : rik
