Cegah Karhutla di Riau, 8 Ton Garam Disiapkan Untuk Modifikasi Cuaca

Cegah Karhutla di Riau, 8 Ton Garam Disiapkan Untuk Modifikasi Cuaca
Tim BPBD melakukan pemadaman api yang membakar lahan kosong | foto/net

Riauaktual.com - Kebakaran hutan dan lahan kembali melanda di berbagai wilayah di Provinsi Riau. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat, masyarakat Provinsi Riau bisa kembali bernostalgia tahun 2015 silam.

Dalam rangka pembasahan lahan gambut di Provinsi Riau Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) resmi digelar.

Koordinator Lapangan Operasi Modifikasi Cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bayu Prayoga mengatakan, OMC digelar Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama BMKG serta didukung oleh stakeholder terkait seperti KLHK, TNI AU, BPBD Provinsi Riau, serta Pemerintah Provinsi Riau.

"OMC dilakulan untuk pembasahan lahan gambut di Riau sebagai langkah mengantisipasi karhutla menjelang puncak musim kemarau," katanya, Kamis (27/6/2024).

Dimana kegiatan pembasahan atau penyemaian untuk meminimalisir meluasnya Karhutla digelar dari tanggal 25 Juni sampai 3 Juli 2024.

Sebelumnya OMC periode pertama telah digelar pada 14-25 Juni 2024 yang lalu dengan total 14,4 ton garam.

Setiap hari bisa dilakukan satu hingga dua kali penerbangan dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru yang membawa bahan semai ke sejumlah daerah di Provinsi Riau.

"Untuk prioritas kami adalah-awan-awan yang memiliki tutupan lahan gambut di bawahnya, jadi modifikasi cuaca ini bertujuan untuk membasahi lahan gambut lewat hujan yang dipicu dari modifikasi cuaca," ungkap Bayu.

Bayu mengatakan, penerbangan kali ini akan difokuskan ke sebagian utara dan pesisir timur Riau, seperti Kabupaten Rohil, Dumai, Bengkalis, Siak dan Pelalawan.

"Total keseluruhan garam untuk lokasi keseluruhan kegiatan kita alokasikan 8 ton namun kalau ada  kurang atau butuh tambahan lagi akan kita datangkan," bebernya.

Ia menyebut, secara klimatologi Provinsi Riau diperkirakan akan memasuki puncak-puncak musim keringnya pada Bulan Juli, Agustus dan September,

"Namun berdasarkan analisis meteorologi itu di awal-awal Juli masih memungkinkan adanya pertumbuhan awan, namun belum tentu menjadi hujan, karena supply awannya masih ada, operasi modifikasi cuaca dilaksanakan untuk bisa memicu awan-awan yang masih ada itu untuk kita trigger, kita masukkan bahan semai supaya bisa menjadi hujan dan membasahi lahan gambut," pungkas Bayu.

Berita Lainnya

index