Riauaktual.com - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Karhutla berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pinggiran kota.
Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Indra Pomi Nasution mengatakan, saat ini telah memasuki musim panas. Musim kemarau ini membuat ancaman terhadap terjadinya Karhutla.
"Ketika ada kebakaran lahan, kita ingin masyarakat juga segera melapor sejara berjenjang. Bisa lapor ke lurah, camat, maupun pihak kepolisian," kata Indra Pomi Nasution, Selasa (30/7).
Menurutnya jika Karhutla yang terjadi segera dilaporkan masyarakat ke pihak terkait, maka bisa dipadamkan dengan cepat dan kebakaran tidak meluas.
Dirinya juga meminta jajaran pemerintah mulai dari camat dan Forkopimcam masing-masing daerahnya menggiatkan sosialisasi pencegahan Karhutla kepada warga.
Seperti tidak membuka lahan dengan cara dibakar, tidak membuang bara api, puntung rokok sembarangan, serta selalu saling memperhatikan apabila ada lahan terbuka di wilayah pemukimannya.
Sebelumnya Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru Zarman Chandra mengatakan, hingga hari ini Pemerintah Kota Pekanbaru belum menetapkan status Siaga Darurat Karhutla.
Hal ini dikarenakan, meski ada sejumlah kebakaran lahan yang terjadi, namun kebakaran tersebut masih bisa ditanggulangi dengan koordinasi bersama antara BPBD, Damkar, TNI - Polri.
"Hingga hari ini, belum ada kita mengusulkan status Siaga Darurat Karhutla untuk Kota Pekanbaru. Karena, jikapun ada kebakaran, masih bisa kita tanggulangi dengan koordinasi yang baik bersama," ujar Zarman, Jumat (26/7).
Ia menuturkan, jumlah Karhutla di Kota Pekanbaru juga sudah terjadi sebanyak 13 kali di enam kecamatan. Namun, luasnya baru mencapai 2,7 hektar.
"Ada 13 kali kejadian kebakaran lahan sejak Januari sampai Juli ini. Tetapi luasnya cuma 2,7 hektar," jelasnya.
Adapun Karhutla tersebut terjadi di enam kecamatan, diantaranya Kecamatan Rumbai, Rumbai Barat, Marpoyan Damai, Payung Sekaki, Binawidya dan Tenayan Raya.