Program Pembekalan Purna Karya PHR: Tetap Profesional Memasuki Masa Pensiun

Program Pembekalan Purna Karya PHR: Tetap Profesional Memasuki Masa Pensiun
Program Pembekalan Purna Karya PHR

Riauaktual.com - Masa purna karya atau pensiun merupakan periode penting bagi seseorang, ketika ia secara resmi mengakhiri karir profesional dari tempat kerja yang telah lama ia jalani. Masa ini sering kali membawa perubahan signifikan dalam peran sosial, rutinitas, dan identitas diri. 

Di Pertamina Hulu Rokan (PHR), mereka yang akan memasuki masa pensiun tidak dibiarkan tanpa persiapan. Melalui program Pembekalan Masa Purna Karya (PMPK), para perwira PHR mendapatkan pelatihan untuk membantu transisi ini dengan baik.

Program PMPK menawarkan berbagai materi pelatihan yang mencakup aspek psikologis, kesehatan, keuangan, dan investasi. Selain itu, para peserta juga diajak mengunjungi unit usaha yang relevan dengan minat mereka, seperti laundry, café, bakery, perkebunan, peternakan, hingga perbengkelan. Rina Mariama, Manager HR Operation WK Rokan, menjelaskan, 

"Pemilihan unit usaha yang dikunjungi tentu saja yang menjalankan tata kelola bisnis dengan baik, mulai dari manajemen SDM, manajemen pelanggan, hingga sistem keuangan dan prosedur keselamatan."

Program ini dimulai dengan penelusuran minat dan kemampuan peserta, yang dilakukan oleh seorang psikolog. Langkah ini bertujuan untuk memetakan kecenderungan peserta dan membantu mengarahkan mereka pada usaha yang cocok sesuai minatnya. "Perubahan peran dari pekerja menjadi pensiunan dapat menyebabkan hilangnya identitas diri. Menemukan minat dan aktivitas baru dapat membantu membangun kembali identitas yang baru," kata Rina.

Ratna Sesotya Wedadjati, salah seorang psikolog yang mendampingi program PMPK, menambahkan bahwa perubahan psikologis saat memasuki masa pensiun adalah hal yang wajar. 

"Pensiunan kehilangan rutinitas kerja yang selama ini mengisi hari-hari mereka, termasuk perubahan dalam hubungan sosial. Interaksi dengan rekan kerja berkurang, sehingga membangun jaringan sosial baru menjadi sangat penting," ujar Ratna.

Program ini tidak hanya berfokus pada aspek psikologis, tetapi juga melibatkan dokter, sosiolog, dan ahli perencanaan keuangan. Tujuannya adalah untuk menjaga keseimbangan fisik, mental, dan finansial para peserta agar dapat menjalani masa pensiun dengan sehat dan produktif.

Akson Brahmantyo, pensiunan PHR yang kini sukses membuka usaha tata boga, berbagi pengalamannya. Menurutnya, bekerja di perusahaan besar seperti Pertamina memberikan fondasi yang kuat dalam banyak hal, termasuk etika bisnis, perilaku, dan proses bisnis. 

"Ilmu yang didapatkan selama berkarir sangat berharga dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan masa pensiun, seperti integritas, perencanaan, pemecahan masalah, hingga pengambilan keputusan," kata Akson.

Senada dengan Akson, Pradonggo, salah seorang peserta PMPK yang sedang mempersiapkan usaha agrobisnis menjelang pensiunnya, menyatakan bahwa masa purna karya tidak mengakhiri profesionalisme seseorang. 

"Saya telah mulai mengembangkan pemanfaatan teknologi dalam usaha perkebunan saya, seperti metode pengairan dan penginderaan kondisi tanaman melalui sensor elektronik," ungkapnya. Pradonggo menjelaskan bahwa teknologi ini merupakan hasil kerja sama dengan salah satu kampus politeknik di Riau.

Sejauh ini, program PMPK PHR telah berjalan sebanyak 22 batch dalam periode 2023-2024, dengan jumlah peserta mencapai 330 pekerja beserta pasangan mereka. Angka ini telah memenuhi target pembekalan di WK Rokan, menjadikan program ini sebagai salah satu langkah penting PHR dalam mendukung masa transisi para perwira yang memasuki masa purna bakti.

Berita Lainnya

index