Sempat Rajai Survei, Kini Syamsuar Diklaim Mulai Ditinggalkan dan Tak Dipercaya Masyarakat

Sempat Rajai Survei, Kini Syamsuar Diklaim Mulai Ditinggalkan dan Tak Dipercaya Masyarakat
Syamsuar (foto:ist)

Pekanbaru (RA) - Hasil survei terbaru yang dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan adanya tren penurunan dukungan terhadap mantan Gubernur Riau, Syamsuar, menjelang Pemilihan Gubernur Riau pada November 2024.

Survei tersebut mengungkap bahwa 39,5 persen masyarakat Riau menyatakan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Syamsuar selama menjabat sebagai gubernur. Hal ini menyebabkan sebagian besar masyarakat menolak pencalonan kembali Syamsuar dalam Pilgub mendatang.

Padahal, diketahui sebelumnya pada beberapa survei terdahulu Syamsuar selalu merajai bagan sebagai calon Gubernur Riau dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi.

Direktur SIGI LSI Denny JA, Ardian Sopa, menjelaskan bahwa tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Syamsuar selama empat tahun lebih menjabat sebagai gubernur cukup signifikan.

"Sebanyak 39,5 persen responden merasa tidak puas dengan kinerja Syamsuar, sedangkan hanya 42,4 persen yang menyatakan puas. Ini merupakan tanda rendahnya kepercayaan publik terhadap petahana, yang seharusnya memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi," ujar Ardian.

Ia menambahkan, sebagai seorang incumbent, standar kepuasan publik terhadap Syamsuar seharusnya berada pada kisaran 65-70 persen.

Selain tingkat ketidakpuasan yang cukup tinggi, survei juga mencatat bahwa hanya 23,8 persen responden yang mendukung Syamsuar untuk kembali maju dalam Pilgub 2024.

"Dukungan ini sejalan dengan elektabilitasnya yang juga rendah. Sebanyak 37,9 persen responden bahkan mengaku belum menentukan pilihan atau memilih untuk tidak menjawab," lanjut Ardian.

Ardian menyoroti bahwa pengalaman Syamsuar, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Siak selama dua periode sebelum terpilih sebagai Gubernur Riau, seharusnya menjadi modal kuat untuk mendapatkan dukungan lebih besar dari masyarakat.

"Dengan pengalaman panjang tersebut, publik seharusnya memiliki harapan lebih tinggi terhadap kepemimpinannya. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan adanya kekecewaan masyarakat terhadap kinerjanya," jelas Ardian.

LSI Denny JA juga mencatat adanya jarak elektabilitas yang cukup signifikan antara pasangan Syamsuar-Mawardi dengan pasangan Abdul Wahid-SF Hariyanto. Selisih elektabilitas antara keduanya mencapai 13 persen, yang menurut Ardian mengindikasikan ketidakstabilan posisi Syamsuar sebagai petahana.

"Seharusnya, sebagai incumbent, posisi elektabilitas tidak terlalu melebar, tapi fakta di lapangan berbicara lain," tegas Ardian.

Dengan tren penurunan kepercayaan publik ini, menurut LSI peluang Syamsuar untuk memenangkan kembali Pilgub Riau 2024 menjadi semakin sulit. Meskipun memiliki pengalaman politik yang panjang, tantangan utama Syamsuar adalah memulihkan kepercayaan masyarakat dalam waktu singkat sebelum hari pemilihan tiba.

 

#Politik

index

Berita Lainnya

index