RIAU (RA) - Pengamat politik dari Universitas Islam Riau (UIR) Dr Panca Setyo Prihatin menilai hasil debat perdana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Riau yang digelar malam tadi, Selasa (29/10/24) masih belum memuaskan.
Menurut Panca, ketiga pasangan calon (paslon) yaitu Abdul Wahid-SF Hariyanto, M Nasir-HM Wardan dan Syamsuar-Mawardi masih lari dari substansi pertanyaan yang diberikan panelis.
Diketahui, tema dalam debat perdana Pilgub tersebut adalah Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance) oleh Pembangunan Daerah yang Inklusif.
Panca menilai, jawaban ketiga paslon Gubernur Riau belum ada yang mampu menjawab hal tersebut. Padahal, kata Panca, Provinsi Riau memiliki isu tata kelola yang cukup banyak.
"Kalau menurut saya belum ada yang memenuhi substansinya. Isu-isu strategis itu belum tergali. Riau ini kan persoalannya luas, ya," ujarnya, Rabu (30/10/24).
Meskipun begitu Panca yang juga merupakan Ketua Tim Perumus debat mengaku bisa memaklumi kegugupan ketiga paslon.
"Tapi, ya, kita maklumi. Mungkin dalam debat pertama ini masih grogi, walau substansinya belum ketemu bagi saya," pungkasnya.
Seharusnya, Panca menambahkan, karena tema debat pertama mengenai tata kelola pemerintahan, ketiga paslon gubernur bicara soal birokrasi pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan hingga isu potensi terpecahnya birokrasi sebagai efek Pilkada.
Panca juga menilai keinginan ketiga paslon gubernur untuk menggalakkan digitalisasi di desa-desa kurang inklusif bagi masyarakat yang tingkat pendidikan serta taraf ekonominya belum merata.
"Menurut saya masyarakat perlu tahu apa komitmen calon gubernur, dia 'kan soal pelayanan publik. Kalau soal digitalisasi itu 'kan sudah kepentingan zaman, tapi masyarakat kita di kampung itu 'kan belum semua mengerti, makin digital makin susah urusan. Nanti yang ada masyarakat malah bertanya 'awak ndak bisa pakai handphone iko do?' nah itu kenapa tidak dipikirkan juga?" tutupnya.