PEKANBARU (RA) – Rencana kampanye dialogis pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho dan Markarius Anwar (AMAn), yang dijadwalkan berlangsung di Lapangan Bola Hangtuah SMK, Kelurahan Sekip, Kecamatan Lima Puluh, Jumat (15/11/2024), mendadak batal.
Kabar tersebut mengecewakan seribuan warga yang sudah hadir untuk bertemu dan berdialog langsung dengan Paslon nomor urut 5 ini.
Murias (41), salah seorang warga yang hadir, tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia bersama teman-temannya sudah berada di lokasi sejak siang, namun batalnya acara membuat harapannya pupus.
"Katanya dibubarkan karena dilaporkan tim Paslon lain, termasuk salah satu anggota dewan dapil setempat. Kami juga tidak tahu pasti alasan pastinya. Tapi, yang jelas, kami kecewa karena sudah menunggu lama," ungkapnya.
Kekecewaan serupa juga disuarakan oleh Fatoni, warga Sekip lainnya. Ia mempertanyakan mengapa kampanye dialogis yang sebenarnya sangat penting bagi masyarakat malah harus dihambat.
"Kampanye seperti ini kenapa harus dihambat? Padahal, ini momen kami untuk mendengar langsung visi-misi mereka. Tapi malah dibubarkan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, hanya pendukung biasa," keluh Fatoni.
Agung Nugroho, calon Wali Kota nomor urut 5, mengonfirmasi bahwa pembatalan kampanye terjadi akibat adanya laporan ke Panwaslu terkait penggunaan Lapangan Bola Hangtuah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan warga dan menyewa lapangan tersebut. Namun, ada laporan yang menyebutkan bahwa lapangan itu milik pemerintah. Karena itu, Panwaslu meminta agar kegiatan dibatalkan," jelas Agung.
Meski kecewa, Agung menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang sudah hadir. Ia berjanji akan mencari alternatif lokasi untuk melanjutkan kampanye.
"Kami minta maaf sebesar-besarnya. Kami memilih mengikuti aturan agar tidak ada konflik lebih lanjut. Namun, kami pastikan akan kembali bertemu masyarakat di lokasi lain," tambahnya.
Anggota tim kampanye Agung Nugroho, Nugi, mengungkapkan bahwa sejak siang hari sebelum acara dimulai, panitia di lokasi telah menerima tekanan dari sejumlah orang yang datang meminta kegiatan dibatalkan.
"Sejak siang, beberapa orang mendatangi panitia dan meminta agar acara dihentikan. Mereka tidak memberikan alasan yang jelas, hanya terus menekan dan membuat suasana menjadi tidak nyaman," kata Nugi.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak hanya menghambat proses persiapan acara, tetapi juga menciptakan keresahan di antara panitia.
"Kami merasa ini seperti intimidasi. Padahal, semua persiapan sudah kami lakukan, termasuk berkoordinasi dengan warga dan menyewa lapangan. Tapi, tekanan seperti ini membuat kami sulit bekerja," ujarnya.
Ibrahim, Panwascam Kecamatan Lima Puluh, menjelaskan bahwa laporan datang dari tim paslon nomor urut 1 yang menyampaikan kampanye tersebut menggunakan fasilitas pemerintah.
Namun, dilapangan setelah dilakukan verifikasi dengan warga setempat, diketahui bahwa lapangan tersebut sudah di hibahkan kepada masyarakat.
"Laporan menyebut lapangan itu adalah fasilitas pemerintah, tetapi menurut warga sudah dikelola masyarakat secara mandiri untuk kegiatan umum. Kami masih melakukan klarifikasi lebih lanjut terkait hal ini," ungkap Ibrahim.