RIAU (RA) - Anggota Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, Indra Gunawan Eet, menepis isu defisit anggaran yang beredar terkait Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2025.
Eet mengaku telah melakukan rapat bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang diadakan pada Selasa (19/11/24). Menurutnya, ada ketidaksesuaian informasi antara Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), khususnya dalam proyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Bapenda memiliki data esensial seperti pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar, namun terlalu konservatif dalam membuat asumsi pendapatan," kata dia.
Ketua Komisi V DPRD Riau yang juga akrab disapa Engah itu menyoroti potensi pendapatan yang signifikan dari berbagai sumber, termasuk pajak kendaraan bermotor yang bisa mencapai Rp200 miliar lebih hingga Desember, serta pendapatan dari Bagi Hasil 10 persen Blok Rokan yang akan dihitung di akhir tahun.
"Isu defisit sebesar Rp1,3 triliun yang sempat mencuat tidak berdasar. Dari total APBD 2024 sebesar Rp11 triliun, realisasi hingga Oktober sudah mencapai 69 persen atau sekitar Rp7,4 triliun. Kami optimis realisasi akan mencapai 93 persen atau Rp10,4 triliun hingga akhir tahun," paparnya.
Lebih lanjut, Eet menegaskan bahwa potensi kekurangan anggaran dapat diatasi dengan optimalisasi pendapatan daerah.
"Kita perlu mengejar pajak-pajak yang ada dan mencari solusi bersama antara Banggar dan TAPD agar APBD tetap seimbang," tegasnya.
Dalam kesimpulan rapat Banggar dan TAPD, meskipun terdapat asumsi defisit sebesar Rp400 miliar, Eet cukup optimis situasi tersebut masih dapat diatasi dengan peningkatan pendapatan daerah.