JAKARTA (RA) – Penggunaan politik uang dalam upaya memperebutkan posisi Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) menjelang Musyawarah PMI Desember 2024 mendapat sorotan tajam dari pengamat politik, Rocky Gerung. Menurutnya, aksi tersebut tidak hanya mencederai nilai-nilai organisasi, tetapi juga berpotensi merusak citra PMI sebagai lembaga kemanusiaan yang berintegritas.
"PMI adalah organisasi kemanusiaan yang terkait langsung dengan organisasi dunia. Jika ada upaya mengambil kepemimpinan dengan cara politis, apalagi menggunakan amplop, maka misi kemanusiaan yang adil dan beradab ini akan tergadaikan," ujar Rocky dalam diskusinya bersama jurnalis senior Hersubeno Arief yang ditayangkan di kanal FNN, Minggu (1/12/2024).
Rocky menegaskan, jabatan Ketua Umum PMI seharusnya diberikan kepada sosok yang benar-benar memahami dan mampu menjalankan misi kemanusiaan. Menurutnya, posisi ini bukan ajang untuk perebutan politis, melainkan amanah bagi mereka yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
"Ketua PMI seharusnya diberikan kepada seseorang yang sudah selesai dengan urusan keduniawian, seseorang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk misi kemanusiaan," tegas Rocky, dilansir dari Rmol.id.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan keprihatinannya jika PMI dijadikan batu loncatan untuk kepentingan politik pribadi. Ia menilai tindakan ini menunjukkan kurangnya pemahaman pelaku terhadap esensi tugas kemanusiaan.
"Etika di PMI adalah etika tertinggi, ada adab karena melibatkan hubungan darah dan kemanusiaan. Jabatan di PMI harus dimuliakan sebagai tugas terakhir dalam pengabdian hidup, bebas dari kepentingan politik," ungkap Rocky.
Ia juga memperingatkan bahwa langkah politisasi PMI akan memengaruhi cara pandang dunia terhadap Indonesia, mengingat PMI adalah bagian dari gerakan Palang Merah Internasional yang memiliki standar tinggi dalam hal integritas dan kemanusiaan.
Rocky menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menjaga integritas PMI dan memastikan proses pemilihan Ketua Umum dilakukan secara transparan, bersih, dan berlandaskan misi organisasi.
"Dunia menilai kita dari cara kita menjalankan organisasi kemanusiaan seperti PMI. Jangan sampai misi ini tergadaikan karena kepentingan sesaat," tutupnya.