KAMPAR (RA) – Ruas jalan sepanjang 300 meter di Desa Tanjung Kudu, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, terendam banjir akibat dibukanya pintu air Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang.
Jalan ini merupakan jalur pintas yang menghubungkan Kabupaten Kampar dengan Kota Pekanbaru.
Ketinggian air di lokasi mencapai satu meter, membuat kendaraan roda dua dan roda empat sulit melintas.
Beberapa warga yang nekat melintasi jalan dengan berjalan kaki, membawa barang, dan bahkan menggendong anak-anak.
Untuk membantu warga, beberapa pemilik sampan menyediakan jasa penyeberangan dengan tarif Rp15.000 sekali jalan.
Salah satu warga, Rohim, mengatakan banjir sudah berlangsung selama lima hari akibat luapan Sungai Kampar yang terjadi karena pembukaan pintu bendungan PLTA Koto Panjang di hulu sungai.
“Banjir ini dari luapan Sungai Kampar karena pintu PLTA dibuka. Ada tiga rumah warga yang terdampak,” kata Rohim.
Rohim menambahkan, jalan yang terendam banjir tersebut merupakan penghubung utama bagi warga dari tiga desa, yaitu Desa Tanjung Kudu, Desa Parit Baru, dan Desa Terantang.
Selain membantu warga melintas, Rohim bersama pemuda lainnya memanfaatkan situasi ini untuk mengangkut sepeda motor menggunakan sampan miliknya. Ia mengaku mendapat banyak keuntungan dari jasa ini.
Hingga saat ini, banjir belum menunjukkan tanda-tanda surut. Debit air dari hulu Sungai Kampar masih tinggi, sehingga warga berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengatasi kondisi tersebut.