RIAU (RA) - Tim dosen Universitas Hang Tuah Pekanbaru kembali menunjukkan kiprah inovatifnya dengan mengembangkan alat penetas telur ayam berbasis teknologi modern.
Inovasi yang diberi nama Smart Egg Incubator ini menggabungkan Internet of Things (IoT) dengan kecerdasan buatan berbasis deep learning untuk mendukung proses penetasan yang lebih akurat dan efisien.
Ketua Tim Refni Wahyuni SKom MTI menyampaikan bahwa alat ini dirancang untuk bekerja secara otomatis, memastikan suhu dan kelembaban di dalam inkubator selalu berada dalam kondisi ideal.
“Salah satu penyebab kegagalan penetasan adalah ketidakstabilan suhu dan kelembaban. Alat ini dapat menjaga kestabilan inkubasi secara otomatis, sehingga peternak tidak perlu terus mengawasi prosesnya,” terang Refni.
Yang menjadi keunggulan utama dari Smart Egg Incubator adalah integrasi teknologi deep learning. Sistem dilengkapi kamera internal yang merekam kondisi telur selama proses inkubasi berlangsung.
Citra dari kamera tersebut kemudian dianalisis oleh model AI yang telah dilatih untuk mengenali tanda-tanda telur retak atau proses menetas. Teknologi ini memungkinkan sistem memberikan peringatan dini kepada peternak dan mencatat waktu penetasan secara otomatis dan presisi.
Sementara itu, Anggota Tim Anita Febrianti, ST MTI dan Yuda Irawan, SKom MTI, menjelaskan bahwa sistem ini juga mendukung pemantauan jarak jauh.
“Peternak dapat mengakses informasi kondisi telur melalui dashboard digital. Mereka tidak perlu lagi melakukan pengecekan manual satu per satu, sehingga pekerjaan menjadi lebih praktis dan efisien,” ujar Yuda.
Program ini merupakan bagian dari Hilirisasi Riset Pengujian Model dan Prototipe Tahun 2025 yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Pengujian alat dilakukan di laboratorium dan langsung di peternakan ayam di Kabupaten Kampar.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Smart Egg Incubator mampu menjaga suhu dan kelembaban secara stabil selama masa inkubasi 21 hari. Selain itu, sistem AI yang diterapkan juga terbukti dapat mendeteksi keretakan telur dan proses penetasan dengan tingkat akurasi yang tinggi.
“Inovasi ini kami rancang untuk menjawab kebutuhan peternak kecil yang membutuhkan teknologi murah namun bermanfaat. Sistem ini diharapkan mampu membantu meningkatkan produktivitas peternakan ayam lokal,” tambah Refni.
Tim pengembang menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, serta seluruh civitas akademika Universitas Hang Tuah Pekanbaru atas dukungan terhadap penelitian dan pengembangan teknologi ini.
Dengan hadirnya Smart Egg Incubator, pemanfaatan teknologi tepat guna diharapkan semakin meluas, khususnya untuk mendukung peternak ayam rakyat dalam meningkatkan hasil produksi.
