PEKANBARU (RA) - Persiraja Banda Aceh harus pulang dengan tangan hampa usai tumbang 0-1 dari PSPS Pekanbaru di Stadion Kaharuddin Nasution, Sabtu (8/11/2025). Skuad Laskar Rencong tampil pincang sejak menit kelima babak pertama setelah salah satu pemainnya diganjar kartu merah.

Pelatih Kepala Persiraja, Akhyar Ilyas, mengakui laga berjalan sengit sejak awal. Namun, kehilangan satu pemain lebih cepat membuat strategi timnya berantakan.

"Kami harus bermain dengan 10 pemain sejak awal. Ada keputusan salah yang dilakukan pemain kami, mungkin karena faktor usia juga, dia masih muda. Ini jadi pelajaran penting agar kami tidak mengulangi kesalahan kecil di menit-menit awal," ujar Akhyar dalam konferensi pers usai pertandingan.

Meski demikian, Akhyar juga menyampaikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit yang dinilai kurang adil. Menurutnya, beberapa pelanggaran terhadap striker Persiraja tidak direspons dengan tegas oleh pengadil lapangan.

"Beberapa kali striker kami dilanggar dari belakang, bahkan ditarik, tapi tidak ada peluit. Padahal itu sangat jelas. Saya pikir wasit bisa lebih bijak melihat situasi seperti itu," ungkapnya.

Tak hanya soal wasit, Akhyar juga menyoroti fasilitas ruang ganti tim tamu yang dinilai tidak layak. Ia menyebut ruang ganti yang disediakan untuk tim Persiraja sangat panas dan mengganggu kenyamanan pemain.

"Sejak babak pertama kami sudah laporkan. Tapi saat jeda babak kedua, kondisinya tetap sama, seperti sauna. Itu tentu tidak baik untuk kondisi fisik pemain dan kelancaran pertandingan," tegasnya.

Akhyar berharap ke depan, penyelenggaraan pertandingan di Liga 2 dapat lebih profesional, baik dari sisi kepemimpinan wasit maupun fasilitas stadion, agar semangat sportivitas tetap terjaga.