Current Date: Selasa, 09 Desember 2025

Korban tewas awan panas Gunung Sinabung jadi 7 orang, 2 masih kritis

Korban tewas awan panas Gunung Sinabung jadi 7 orang, 2 masih kritis
Erupsi Gunung Sinabung

RIAUAKTUAL.COM - Jumlah korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, bertambah menjadi 7 orang. Selain itu, 2 korban juga masih kritis.

"Perkembangan terakhir yang diberikan Kapolres Karo AKBP Pangasian Sitio, jumlah korban 9 orang, dengan rincian 7 meninggal dunia, 2 luka-luka," kata Kabid Humas Polda Sumut AKBP Rina Sari Ginting, Minggu (22/5).

Tujuh korban tewas yaitu 6 pria masing-masing Karman Meliala (60), Irwansyah Sembiring, Leo Perangin-angin (25), Mulip Ginting (45) Ersada Ginting (55), dan Ibrahim Sembiring (51), serta seorang perempuan Nanin Br Sitepu (50). Ersada Ginting meninggal setelah beberapa saat dirawat di RSUP H Adam Malik. Sementara Ibrahim mengembuskan napas terakhir, Minggu (22/5) pagi.

Sementara dua korban luka masih mendapatkan perawatan intensif di RSUP H Adam Malik Medan. Keduanya yaitu Cahaya Sembiring (57) dan Cahaya Br Tarigan (45). Mereka masih dirawat di ruang ICU.

Sebelumnya Cahaya Sembiring dan Cahaya br Tarigan, bersama Ersada Ginting dan Ibrahim Sembiring, dirawat di RS Efarina Etaham, Berastagi, kemudian dirujuk ke Medan untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif. "Korban dirujuk karena kondisinya mengalami luma bakar di atas 60 persen," kata Sekda Kabupaten Karo Sabrina Tarigan.

Seluruh korban merupakan penduduk Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empar Karo. Mereka ditengarai tengah bertani di ladangnya saat awan panas guguran Gunung Sinabung tiba di desa yang masuk dalam zona merah itu, Sabtu (21/5) sekitar pkl 17.00 WIB.

Sebagian masyarakat tetap memilih berladang di desa itu meskipun mereka telah diungsikan dan jalan masuk ke sana telah dipagari portal. Berdasarkan keterangan warga Desa Gamber, terdapat sekitar 25 KK yang nekat masuk kembali ke desa itu untuk bertani.

"Para korban sebelumnya telah mendapat kompensasi berupa uang jaminan hidup, sewa rumah dan sewa lahan pertanian dari pemerintah agar tidak tinggal di desa Gamber atau Relokasi Mandiri, namun masyarakat membandel dan tetap melaksanakan aktivitas di desanya," jelas Rina.

Polres Karo, TNI bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo terus mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar zona merah atau zona larangan untuk tidak melakukan aktivitas di sana. Warga pun tidak boleh masuk ke kawasan berbahaya itu. (merdeka.com)

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index