NASIONAL (RA) - Masa jabatan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti akan segera habis pada Juli 2016. Hingga kini, Presiden Joko Widodo belum juga mengajukan calon Kapolri baru kepada DPR untuk diberikan persetujuan.
Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Muradi menilai wacana memperpanjang jabatan Badrodin Haiti sebagai Kapolri harus disikapi hati-hati oleh Presiden. Pasalnya, hal itu akan berimplikasi pada dinamika internal Polri yang saat ini tengah solid-solidnya.
Lanjut dia, langkah yang tidak tepat hanya akan membuat Polri berada dalam situasi yang tidak cukup baik dan tidak terkonsolidasi.
"Kondisi tersebut dalam derajat politik tertentu akan juga berimplikasi pada pemerintahan Jokowi-JK. Apalagi secara faktual stabilitas politik membutuhkan soliditas semua lini agar fokus dalam menjalankan program-program pemerintahan yang tengah berjalan,"ujar Muradi kepada wartawan, Minggu (12/6/2016).
Sejauh ini, kata dia, wacana perpanjangan jabatan Kapolri tidak cukup memiliki pijakan yang kuat karena secara faktual, ketersediaan perwira-perwira tinggi yang cakap telah siap menerima estafet kepemimpinan di Polri.
Bahkan, menurut dia, dalam 15 tahun terakhir, kesiapan SDM Polri pada saat ini diangap paling lengkap karena sebaran perwira tinggi relatif merata di setiap angkatan dan unit di Polri.
"Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa hal tersebut menjadi pondasi yang kuat bagi konsolidasi dan soliditas internal Polri. Kebutuhan konsolidasi dan soliditas internal tersebut harus dipastikan dengan tertib dan berjalannya proses kaderisasi personil di polri untuk memastikan estafet kepemimpinan Polri,"ucapnya.
Dengan kata lain, presiden perlu mempertimbangkan untuk tidak memperpanjang jabatan kapolri, karena guliran dan proses kepemimpinan di polri membutuhkan kepastian. Hal ini dilakukan supaya mekanisme pergantian kepemimpinan di polri akan berimplikasi baik bagi pemerintahan itu sendiri.
Dia menganggap, Presiden perlu mempertimbangkan merit system yang telah berjalan baik dan tertata di internal Polri selama ini.
"Apalagi dalam budaya organisasi kepolisian, capaian tertinggi seorang perwira adalah mencapai jabatan kepangkatan dan posisi tertinggi, dengan loyalitas yang tinggi bagi negara dan penguatan internal dalam tata kelola yang selama ini dilakukan," tandasnya. (rimanews)
