PEKANBARU (RA) - Sepekan usai Lebaran Idhul Fitri 1437 hijriah, harga daging ayam potong di Kota Pekanbaru masih tinggi. Hal ini dipicu kerena banyaknya permintaan, disamping itu adanya kemacetan suplai dari pemasok sehingga harga belum stabil.
Menurut Ajo seorang pedagang ayam potong dipasar kodim mengaku, kenaikan harga ayam sudah terjadi sejak H-1 lebaran Idhul Fitri kemarin. Hal ini disebabkan menipisnya stok ayam potong. Sementara permintaan masih banyak.
"Harga ayam potong saat ini berkisar antara Rp 30-33 ribu per kilo. Padahal sebelumnya harganya dibawah Rp 20 ribu per kilo," ungkapnya.
Ajo memperkirakan, kenaikan harga ayam potong ini bisa saja bertahan sampai dua minggu pasca lebaran. "Kondisi seperti ini kemungkinan akan terjadi hingga 2 minggu habis lebaran atau bahkan Agustus mendatang," sebutnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba H Sulaiman mengatakan bahwa harga ayam potong saat ini memang terjadi kenaikan, namun tidak terlalu seknifikan jika dibandingkan H-1 Idhul Fitri beberapa waktu yang lalu.
"Saat ini harga ayam potong hanya berkisar Rp 30 hingga 35 ribu per kilo. Jumlah ini memang masih tinggi, namun sudah mulai turun jika dibandingkan H-1 Idhul Fitri yakni sekitar Rp 40 perkilo," ujar Irba ketika dihubungi melalui telpon seluler, Selasa (12/7).
Menurut Irba, alasan masih tingginya ayam potong dipasar-pasar tradisional disebabkan adanya macetan. Sehingga distributor ayam tidak ingin mengambil resiko dengan kondisi yang seperti ini.
"Mereka sebagai pemasok ayam tentu tidak mau ambil resiko dengan kemacetan jalan tersebut. Pasalnya ayam ini sangat rentan mati jika terlalu lama dijalan dan kepanasan. Yang perlu dipikirkan kedepan itu bagaimana kita mencari solusi supaya tidak macet lagi jika hari-hari besar keagamaan,"paparnya.
Ketika ditanya upaya dan solusi yang bisa dilakukan Pemko Pekanbaru dalam hal ini Disperindag, Irba mengatakan bahwa pihaknya beserta anggota agar turun melakukan pemantauan dilapangan.
"Hari ini sudah perintahkan petugas untuk momunitor distributornya. Kita ingin melihat sejauh mana kondisinya. Jika harga terus meroket. Bisa saja dilakukan intervensi harga oleh Pemerintah,"katanya lagi.
Irba juga mengakui, jika dilapangan memang ada terjadi permaian tapi masih dalam skala kecil. Pasalnya mereka ini melakukan permain dipintu-pintu masuk. Namun jika kondisi seperti ini sudah mengkhawatirkan, maka tidak tertutup kemungkinan akan melibatkan pihak kepolisian.
"Jika kondisinya semakin parah, maka kita akan minta bantuan kepada kawan-kawan aparat untuk melakukan penindakan dipintu-pintu masuk. Karena aparatlah yang berhak untuk menindaknya," tutupnya. (YAN)
