BANGKINANG (RA) - Turbin generator di Waduk PLTA Koto Panjang masih lumpuh hingga Senin (17/10). Menurut Manajer Pusat Listrik PLTA Koto Panjang Bayu Tuk Windriyo, kevakuman aktivitas pembangkit listrik sudah berlangsung selama tujuh hari. Turbin pertama sekali berhenti beroperasi, Jumat malam (7/10) lalu. Kemudian sempat beroperasi lagi pada Senin (10/10). Keesokan harinya, turbin kembali lumpuh. "Sudah tujuh harilah ikut hari ini," katanya di Bangkinang Kota, Senin (17/10).
Menurut Bayu, tinggi elevasi permukaan waduk masih berada di bawah titik minimum 73,5 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sementara debit air yang masuk hanya di kisaran rata-rata 27 kubik per detik. Sehingga tidak dapat menaikkan elevasi.
Guna mencegah kekeringan Sungai Kampar di daerah hilir, kata Bayu, pihaknya hanya membuka pintu buangan air (spillway gate). Ia tidak menampik, lumpuhnya turbin Waduk PLTA menyebabkan krisis listrik di Riau.
Lanjut Bayu, saat ini kedalaman waduk menurun hingga 11,5 meter. Ini mengacu pada tinggi maksimum elevasi waduk 85 mdpl yang turun ke bawah 73,5 mdpl.
Bayu juga mengemukakan, kondisi cuaca di sekitar waduk di luar prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Dimana sesuai prakiraan cuaca itu, hujan mulai turun di bulan Oktober.
Kenyataannya, kata Bayu, hujan di daerah hulu maupun pada waduk sendiri belum turun. Hujan di lereng Bukit Barisan yang menghadap ke waduk dan di daerah Sumatera Barat hulu waduk. Sehingga debit air yang masuk ke waduk tidak naik, walaupun sebagian besar wilayah Sumbar diguyur hujan sejak beberapa hari belakangan.
"Di Sumbar, bahkan ada yang banjir. Seperti di Solok, tanah longsor. Tapi di sini (waduk) nggak ada hujan. Itulah kondisi cuaca sekarang ini," ujar Bayu dikutip dari tribunpekanbaru.com.
Ditambahkan, daerah sekitar waduk hanya diliputi cuaca berawan atau mendung, namun tidak sampai turun hujan.
Bayu berharap, dalam pekan ini hujan turun di sekitar waduk. Sehingga elevasi naik melampaui batas minimum.
Menurut Bayu, upaya jangka pendek yang dapat dilakukan adalah dengan hujan buatan. Namun ia tidak tahu sejauh mana langkah yang diambil pihak pemerintah untuk mendatangkan hujan buatan di sekitar waduk.
"Tapi kalau untuk jangka panjangnya, kawasan hutan sekitar waduk harus dihujaukan kembali," tandas Bayu.
