PEKANBARU (RA) - Dalam tiga bulan terakhir, aksi bom molotov di ibu kota Pekanbaru mulai membuat resah. Sudah terjadi 6 kali aksi teror tersebut, namun belum satupun yang dapat terungkap oleh pihak kepolisian. Selaku lembaga yang ditugaskan memberikan rasa aman bagi masyrakat pun dipertanyakan, dan diminta untuk segera mengungkap pelakuknya.
Pakar Kriminolog Riau, Kasmanto Rinaldi MSi kepada wartawan, Kamis (27/10) menjelaskan, aksi teror yang terjadi belakangan terakhir diduga memang sengaja dibuat oleh pelaku dengan tujuan untuk menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Secara ontology memang aksi teror ini membuat masyarakat takut dan resah, kepada kepolisian kita minta dapat bertindak serius menanganinya," ucapnya.
Dia menyebutkan, tujuan teror ini, dari pelaku hanya untuk menimbulkan fear (rasa takut, red). Dan bentuk-bentuk teror tidak hanya molotov tetapi dengan isu negatif juga bisa.
Menurut Wakil Dekan Tiga Fakultas Ilmu Politik dan Sosial Universitas Islam Riau ini juga menjelaskan, dalam hal aksi teror dilakukan pelaku belakangan terakhir dan beredar luasnya informasi negative. Bisa dijadikan sebagai bukti petunjuk untuk pihak Kepolisian dengan melihat penyebaran isu di media sosial yang menyangkut pihak yang menjadi sasaran dari bom molotof.
"Dari situ bisa terlihat siapa saja berhubungan antara isu berkembang dengan runtututan kejadiaan saat ini," ungkapnya.
Selain itu, dia mengimbau, bagi masyarakat diharapkan tidak mudah terprovokasi dengan atas kejadian yang terjadi. jika menyangkut kebencian terhadap salah satu kelompok orang, seseorang atau golongan tertentu. "Jangan mudah terprovokasi,íí harapnya.
Putra asli Kecamatan Koto Tongah Kabupaten Rokan Hulu ini juga mengatakan, jika dinamika kejahatan teror di tengah masyarakat tidak hanya dalam aroma politik semata, bisa saja hal tersebut berhubungan dengan bisnis, sakit hati, kebencian atau bahkan hanya sekelompok iseng yang ingin eksis.
"Aparat Kepolisian disini harus bertindak cepat guna mengungkap siapa pelaku," tegasnya.
Sebab, dilanjutkannya, yang paling ditakutkan adalah aksi belakangan ini dilakukan oleh pelaku teror sesungguhnya dengan memanfaatkan isu Pilkada.
Sementara itu, dari kalangan warga masyarakat juga sangat menyayangkan, kinerja Polisi dalam mengungkap kasus terror nom Molotov ini, tidak pernah sampai tuntas. Padahal perbuatan ini sangat membuat masyarakat resah. Biar aman, maka Polisi dituntut untuk bekerja sampai tuntas agar tidak adalagi aksi serupa terjadi.
ë"Jelas, sebagai warga kita berharap kepada pihak kepolisian, selaku penegak hukum harus menuntaskan kerjanya dalam mengungkapnya. Harus intens, dan lakukan pengawasan atau patrol rutin sampai ke perumahan," kata Bambang warga Kecamatan Limapuluh ini.
Dia juga menyarankan di kepolisian itukan ada yang namanya Babinkamtibnas Polisi untuk lebih intens dalam bekerja. "Bila perlu siskamling diaktifkan dan dibina dalam memberantas aksi ini," harapnya.
Dikatakannya, jika memang memerlukan bantuan masyarakat untuk bekerjasama, harus jelas tempat melaporkannya. "Misalkan dari kami masyarakat, ada melihat aksi atau prilaku mencurigakan, kemana kami bisa melaporkan," tuturnya. (DWI)
