5 Fakta Unik Saat Kemudahan Berbisnis RI Melonjak Cetak Rekor Dunia

5 Fakta Unik Saat Kemudahan Berbisnis RI Melonjak Cetak Rekor Dunia
Pameran UMKM binaan BI di Balai Kartini.
EKONOMI (RA) - Bank Dunia (World Bank) telah merilis laporan terbaru terkait Easy of Doing Business 2017. Dalam laporan tersebut, peringkat kemudahan berbisnis Indonesia naik 15 peringkat ke posisi 91.
 
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves mengungkapkan Presiden Joko Widodo telah melakukan reformasi birokrasi dengan mempermudah perizinan di sektor investasi dan bisnis. Indonesia mencatat rekor dengan melakukan tujuh reformasi dalam satu tahun terakhir, untuk memperbaiki iklim usaha bagi pengusaha lokal. Hasilnya, Indonesia termasuk 10 negara yang mencapai peningkatan tertinggi.
 
Reformasi usaha yang dilakukan Indonesia dalam satu tahun terakhir adalah memulai usaha, kemudahan memperoleh sambungan listrik, pendaftaran properti, kemudahan memperoleh pinjaman, pembayaran pajak, perdagangan lintas batas, dan penegakan kontrak.
 
Di wilayah Asia Tenggara, Singapura masih menjadi yang teratas dengan menempati posisi 2, atau naik satu peringkat dari sebelumnya di posisi 3. Brunei Darussalam juga naik peringkat menjadi posisi 72 dari sebelumnya 97.
 
Vietnam juga mencatatkan kinerja yang membaik dimana peringkat kemudahan bisnis mereka naik dari sebelumnya posisi 91 kini menjadi 82. Thailand tetap berada di posisi 46. Sedangkan, Malaysia malah turun dari posisi 22 kini menjadi 23.
 
Untuk posisi pertama ditempati Selandia Baru. Hong Kong berada di posisi tiga dan China posisi empat. Untuk posisi kelima adalah Korea Selatan.
 
Atas pencapaian ini, merdeka.com merangkum sejumlah fakta unik di baliknya, apa saja? Selamat membaca.
 
1.Cetak rekor dunia
 
Menurut Kepala BKPM Thomas Lembong, kemudahan berbisnis Indonesia bisa mencapai peringkat ke-91 merupakan prestasi yang cukup baik. Sebab, belum ada satu negara yang posisinya bisa melonjak hingga 15 peringkat.
 
"Saya pikir dengan kita banting tulang tahun ini sehingga peringkat naik dari 106 ke 91, itu sudah prestasi yang cukup baik. Jadi kita ini memecahkan rekor dunia, malah sama presiden dimarahi," ujarnya.
 
2.Catat sejarah namun Jokowi tetap marah
 
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dengan kenaikan 15 peringkat ini tidak membuat dirinya dipuji Presiden Joko Widodo, melainkan malah terkena semprot dari Presiden Joko Widodo.
 
"Saya punya cerita kemarin sore di sidang kabinet saya kena semprot dari Pak Presiden, Pak Jokowi nanya gimana investasi sekarang? Terus saya jawab lumayan. Beliau langsung marah-marah," katanya di Gedung BKPM, Jakarta.
 
3.Target Jokowi berada di posisi 40 besar
 
Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, seharusnya kemudahan berbisnis di Indonesia berada pada peringkat 40. Dengan demikian, Indonesia bisa bersaing cepat di skala internasional.
 
"Walaupun ada kenaikan dari 2015 dari 120 menjadi 109, kemudian di 2016 ini kenaikannya sangat signifikan dibanding seluruh negara yang ada, kita dianggap sebagai negara yang promising karena (kenaikan) peringkatnya tertinggi, tetapi sekali lagi bapak presiden tetap belum puas karena belum mencapai sesuai target yang diinginkan Presiden," ujar Pramono.
 
4.Menteri sempat pesimis dengan target Jokowi
 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan ease of doing business (EODB) atau kemudahan berbisnis Indonesia berada di peringkat 40 dari 189 negara di Januari 2017 mendatang. Namun, kenyataannya saat ini Indonesia hanya menempati peringkat 91.
 
Meski demikian, Presiden mengaku masih mendapat keluhan dari sejumlah menteri atas target tersebut. Namun mantan Wali Kota Solo ini menegaskan tidak akan menerima berbagai alasan.
 
"Menteri-menteri bilang sulitlah, itu tugasnya menteri saya bilang. Stepnya seperti apa silakan dibicarakan, kalau 60 mungkin masih bisa. Saya bilang enggak bisa ditawar. Saya sampaikan kementerian mana yang menyulitkan langsung obrak-abrik," tegas dia.
 
5.Jokowi ancam pecat menteri jika target tak tercapai
 
Presiden juga mengancam akan mengganti menteri terkait jika tak bisa mencapai target yang ditentukannya. Target ini, kata Presiden sudah disosialisasikan kepada jajaran menteri kabinet kerja. Bahkan, dalam rapat terbatas telah dibahas berkali-kali. "Sudah beberapa puluh kali rapat, terus yang kita harapkan angka yang kita targetkan," ujarnya.
 
"Perbaikan kecil enggak bisa, kalau enggak siap, ganti !. Yang sulit-sulit diganti. Kalau tidak seperti itu kita gini-gini saja. Tau-tau kita ditinggal Vietnam, Malaysia dan Singapura. Kita ini kerja pagi, siang, malam. Kita negara besar, kekayaan besar," tuntasnya. (merdeka.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index