EKONOMI (RA) - Cadangan minyak dunia yang terbukti mencapai 1,48 triliun barel. Cadangan tersebut banyak terdapat di Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin.
Menurut data Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC, cadangan minyak terbesar di dunia berada di Venezuela mencapai 300,8 miliar barel. Jumlah cadangan ini sebesar 24,8 persen dari total cadangan dunia.
Total produksinya pada 2010 adalah 2,38 juta barel per hari. Konsumsi minyak 746.000 barel per hari dan ekspor ke AS 759.000 bph.
Namun, ironis untuk negara penghasil minyak tersebut, Venezuela malah dilanda krisis ekonomi terburuk di dunia sejak 2014. Hal ini dibuktikan dari catatan pertumbuhan ekonomi yang berada di minus 3,8 persen pada 2014. Sedangkan, di 2015, pertumbuhan ekonomi turun lagi mencapai minus 6,2 persen. Dari data terakhir, pertumbuhan ekonomi Venezuela tahun ini diperkirakan mencapai minus 10 persen.
Krisis ekonomi tersebut ketidakpercayaan masyarakat oleh kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro. Dimulai aksi-aksi unjuk rasa dan demontrasi di seluruh kota membuat negara semakin kacau. Akibatnya, kenaikan harga pangan dan inflasi melambung tinggi mencapai 400-an persen.
Hal ini terjadi selama tiga tahun ke belakang, Bahkan, IMF menobatkan krisis ekonomi yang melanda Venezuela menjadi terburuk di dunia hingga saat ini.
Ini 4 alasan krisis tersebut dinobatkan sebagai terburuk di dunia. Berikut alasannya seperti dilansir CNN Money:
1.Selama 3 tahun resesi ekonomi
Tahun ini adalah tahun ketiga resesi ekonomi di negara Amerika Selatan ini. Bahkan, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan mencapai minus 10 persen. IMF memperkirakan Venezuela akan berada dalam resesi sampai setidaknya 2019.
Selain inflasi yang mencapai 475 persen, nilai tukar mata uang juga anjlok. Sebagai contoh, nilai tukar USD 1 sama dengan 100 Bolivares dua tahun lalu. Hari ini, USD 1 sama dengan 1.262 Bolivares.
Tahun pengeluaran pemerintah yang berlebihan pada program-program kesejahteraan, fasilitas kurang berhasil dan peternakan bobrok menjadi pendorong krisis ekonomi lebih parah lagi.
2.Harga minyak anjlok
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Begitulah pepatah yang tepat menggambarkan kondisi ekonomi Venezuela. Saat negara ini mengalami gonjangan ekonomi dari dalam. Dari luar juga diserang dengan rendahnya harga minyak dunia.
Negara ini memang mengandalkan perekonomian melalui harga minyak. Di mana, harga minyak dunia mulai terjun bebas sejak 2014. Padahal, 95 persen pendapatan negara Venezuela berhasil dari ekspor minyak mentah.
3.Meroketnya harga pangan
Kekurangan pangan Venezuela menjadi sangat parah tahun ini. Dalam beberapa pekan terakhir, susu, telur, tepung jagung dan kertas toilet susah ditemukan di negara ini.
Meskipun begitu, pemerintah terus melakukan kontrol harga yang ketat atas barang yang dijual di supermarket. Ini membuat importir mengurangi pasokan makanannya, sebab importir akan mengalami kerugian besar.
Pada semester I-2016, impor pangan turun hampir 50 persen dari waktu yang sama tahun lalu. Namun, harga yang begitu tinggi sehingga beberapa masyarakat Venezuela mampu makanan.
Selain itu, obat-obatan juga jarang ditemukan. Rumah-rumah sakit pun tak bisa merawat orang sakit dan mati karena sakit.
4.Kehabisan uang tunai dan emas
Venezuela kehabisan uang tunai dengan cepat. Masyarakat tidak memiliki cukup uang untuk membayar tagihan terlalu lama.
Bank Sentral Venezuela hanya memiliki dana cadangan sebanyak USD 11,8 miliar. Pada saat yang sama, satu-satunya sumber kas lainnya Venezuela, PDVSA, memompa lebih sedikit minyak dan mempertaruhkan default.
Sebagian besar cadangan dalam bentuk emas. Jadi, untuk melakukan pembayaran utang tahun ini, Venezuela mengirim emas batangan ke Swiss.(merdeka.com)
Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
