Riauaktual.com - Kementerian Pertanian menargetkan pemerintah akan berhasil melaksanakan swasembada jagung pada lima tahun mendatang, karena beberapa provinsi kini sudah mulai banyak lahan penanaman jagung.
Saat ini Mentan Amran Sulaiman berkeliling provinsi untuk menggenjot produksi jagung dalam negeri selain itu juga pembatasan atas jagung impor untuk makanan ternak.
"(Swasembada) paling lambat tahun depan, satu-satu dulu," kata Mentan seperti dikutip pertanian.go.id hari ini.
Fakta swasembada itu kini juga didukung dari beberapa provinsi yang secara total sudah terdapat 764.470 hektare lahan yang siap ditanami jagung. Jumlah tersebut dicapai dari provinsi NTT 180.824 hektare (24 persen dari jumlah lahan nasional), disusul NTB sebesar 83.669 ha, Sumut 76.436 ha da dan Konawe 10 ribu hektare.
Saat ini bulan januari 2017 ini sampai dengan 21 januari ini luas tanam jagung di NTT masih cukup luas yaitu sebesar 43.940 hektar. Lebih tinggi dari NTB yaitu sebesar 28.679 hektare.
Adapun provinsi penghasil jagung lainnya seperti Jatim, Sumut, Gorontalo, dan Lampung telah mencapai puncak tanamnya di bulan bulan sebelumnya.
selain Sumba Timur yang notabene sebagai kabupaten sentra jagung, ada beberapa daerah di NTT yang memiliki hal serupa. Diantaranya yang terbesar adalah TTS, TTU, Kupang, Sumba Barat Daya, Malaka, Flores Timur dan Sikka.
"Wajar ketika itu, Gubernur NTT ingin menjadikan NTT sebagai provinsi jagung. Kami akan dukung penuh," jelasnya.
Ani menambahkan, sejalan dengan itu pula, jagung komposit ataupun hibrida yang khusus ditujukan untuk bahan baku makanan ternak telah ada kesiapan, dimana hasil panennya telah ber-MOU dengan GPMT dan beberapa pengusaha ternak di NTT.
"Mereka sudah berkomitmen akan menampung hasil jagung petani sebagai bahan baku makanan ternak," tambahnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT,7 Johannes Tay Ruba mengungkapkan, mayoritas warga menanam jagung ketika musim penghujan tiba. Dengan puncak musim tanam terjadi pada Desember.
