Riauaktual.com - Indonesia tercatat di posisi kedua negara penghasil sampah plastik di lautan, setelah Republik Rakyat China (RRC), dengan menyumbang 3,22 juta ton sampah plastik ke lautan setiap tahun.
"Indonesia kini sebagai negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua setelah China," ujar Guru Besar Toksikologi dan Pencemaran Laut, Universitas Hasanuddin, Akbar Tahir pada diskusi dengan tema 'Combating Marine Debris' di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Sabtu 1 April 2017.
Bahkan, berdasarkan data terbaru Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton masih setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton.
Berada di urutan ketiga adalah, Filipina yang menghasilkan sampah plastik ke laut mencapai 83,4 juta ton, diikuti Vietnam yang mencapai 55,9 juta ton, dan Sri Lanka yang mencapai 14,6 juta ton per tahun.
Devi Pandjaitan, istri Menteri Menteri Koordinator Kementerian Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, pencemaran sampah plastik di lautan di Indonesia memang terus mengkhawatrkan dari sisi jumlah. Bahkan, Ketua Penasihat Satgas Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) ini mengisahkan bagaimana nasib naas yang harus dialami penyu karena sampah plastik.
"Tahu sedotan plastik kan? Ada penyu mati karena makan sedotan. Penyu berumur 120 tahun itu mati hanya karena sedotan," ungkap dia di diskusi yang sama.
Kisah miris soal sampah plastik juga diungkapkan pegiat lingkungan dari Eco Heroes Flores, Marta Muslin tentang bagaimana pencemaran yang terjadi di objek wisata Labuanbajo Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lewat sebuah video berdurasi singkat, dia mencoba menggambarkan bagaimana kondisi pantai yang dipenuhi sampah di sana. Sebagai penyelam Marta menyebutkan perlu upaya lebih dari sekedar mengajak turis yang bersedia mengangkut sampah plastik dari dalam laut ke daratan.
Faktanya, apa yang dialami Labuanbajo soal sampah plastik tak jauh berbeda dengan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata perairan."Dari total 8 sampai 10 ton sampah di Kepulauan Seribu 60 persennya sampah plastik," ujar Bupati Kepulauan Seribu, Budi Utomo.
Tentu hal itu dipicu dari bagaimana kualitas 13 sungai yang melintasi Jakarta sebagai pintu masuk menuju laut, lantas dipengaruhi secara langsung budaya warganya yang masih kerap membuang sampah ke sungai.
"Karena itu kepada siapa pun termasuk wisatawan saya selalu sampaikan,'adik-adik sampah plastiknya jangan dibuang ke laut'," ujar Budi.
Sumber : rimanews
