Riauaktual.com - Sebagian besar orang tentu merindukan momen paling menyenangkan saat bekerja yakni kenaikan gaji. Naik gaji dapat terjadi karena Anda dipromosikan, dimutasi, atau memang mengikuti kenaikan gaji tahunan.
Sayangnya, tak sedikit kasus di mana seseorang mengalami kenaikan gaji, tetapi justru membuat pengeluarannya semakin boros dan kesulitan menabung daripada sebelumnya. Atau dalam arti lain, dompet lebih cepat kosong. Mengapa demikian? Simak ulasan berikut ini inilah penyebab naik gaji, tapi dompet lebih cepat kosong.
1. Tidak Pintar Mengelola Utang
Bila Anda terus-menerus menambah daftar utang, nilai pokok dan bunga dari utang tersebut akan terus berlipat ganda jika tidak segera dilunasi. Bila mendapatkan kenaikan gaji atau promosi jabatan, Anda sebaiknya segera melunasi utang-utang (jika ada) dengan kenaikan gaji yang diperoleh.
Dengan begitu, Anda dapat segera menutup biaya bunga utang. Banyak utang juga hanya akan menambah beban pikiran, bukan? Jadi akan lebih baik hidup sederhana tanpa utang ketimbang hidup mewah penuh utang.
2. Inflasi Keuangan
Inflasi merupakan proses kenaikan harga barang dan jasa secara terus-menerus sepanjang waktu. Apabila 10 tahun yang lalu Anda bisa menggunakan uang Rp10.000 untuk membeli 10 permen, sekarang hanya bisa membeli 2 permen saja dengan jumlah uang yang sama. Jika harga kebutuhan-kebutuhan bulanan meningkat tinggi dari kenaikan gaji, ya, jelas Anda akan tekor. Itulah tandanya Anda harus mencari alternatif harga yang lebih murah agar bisa tetap berhemat.
Saat ini banyak promo menarik ketika berbelanja yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat pengeluaran akan kebutuhan pokok. Berbelanja di pasar juga bisa menjadi salah satu cara berhemat yang jitu untuk diterapkan.
3. Beli Hadiah yang Berlebihan
Ketika mendapat kenaikan gaji atau promosi jabatan, rasa senang tersebut mendorong untuk membeli suatu ‘hadiah’ sebagai pencapaian diri. Jika Anda tidak dapat menahan diri, bisa jadi tabungan akan habis seketika.
Jadi, berusahalah untuk tidak berutang atau bahkan sampai berutang hanya untuk memberi hadiah untuk diri sendiri. Ingatlah, utang hanya akan menambah beban pikiran.
4. Gaya Hidup yang Meningkat
Seiring dengan berjalannya waktu, keinginan untuk meningkatkan gaya hidup sulit dihindari. Misalnya, Anda yang tadinya biasa pergi ke kantor naik kendaraan umum, kini ingin menggunakan kendaraan pribadi, seperti motor atau mobil. Anda pun cenderung memilih makan di kafe atau restoran yang harganya relatif mahal ketimbang makan di kantin kantor yang harganya jauh lebih murah.
Jika tidak bisa mengimbangi gaya hidup setelah kenaikan gaji, sudah pasti dompet akan lebih cepat kosong dari sebelumnya. Ini akan membuat keadaan susah saat persediaan uang dan kebutuhan menipis, misalnya Anda harus berpuasa selama berhari-hari hanya karena dompet kosong dan gaji selanjutnya baru akan keluar bulan depan.
5. Pengeluaran Juga Ikut Naik
Misalnya, gaji Anda naik sebesar 10% maka usahakan agar pengeluaran tidak lebih dari 10%. Bahkan, kalau bisa tetap mempertahankan seluruh kebutuhan seperti sebelum naik gaji. Anda dapat mengalokasikan sekaligus kenaikan gaji 10% tersebut untuk mengisi tabungan. Dengan begitu, jumlah tabungan semakin besar dan akan semakin menguntungkan nantinya.
Ketimbang menghabiskannya untuk kebutuhan sesaat yang tidak begitu berarti, menabung untuk bekal pensiun nanti jauh lebih penting.
