Riauaktual.com - Hari ini, 21 Agustus 2017, bertepatan dengan terjadinya fenomena gerhana matahari. Hanya saja, menurut keterangan BMKG, masyarakat Indonesia tak bisa menikmati proses terjadinya gerhana. Fenomena itu dapat dilihat hanya di kawasan Amerika Serikat.
Meskipun demikian, tak ada salahnya untuk mengulas fenomena tersebut dalam kacamata hadits dan sains. Sebab, gerhana matahari kerap disandingkan dengan beragam mitos dan kepercayaan di masyarakat awam.
Dirangkum dari berbagai sumber, sains menjelaskan bahwa fenomena gerhana matahari terjadi akibat dari kesejajaran Bumi, Bulan, dan Matahari. Sinar matahari yang seharusnya menerangi Bumi, terhalang oleh Bulan sehingga dalam posisi sejajar. Bulan akan menghalangi Matahari dan hanya menyisakan bulatan hitam.
Menurut pakar bahasa Arab, mereka mengatakan bahwa kusuf adalah terhalangnya cahaya matahari atau berkurangnya cahaya matahari disebabkan Bulan yang terletak di antara Matahari dan Bumi. Inilah yang dimaksud gerhana matahari.
Sementara berdasarkan hadits Al Bukhari dan Muslim, fenomena gerhana merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Selain itu, hadits mematahkan anggapan bahwa gerhana diakibatkan oleh kematian seseorang.
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah salah satu di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang maupun lahirnya seseorang. Akan tetapi, dengan gerhana itu Allah menginginkan hamba-bamba-Nya bertakwa," (HR. Bukhari)
Malahan dalam hadits Bukhari lainnya, Rasulullah SAW menyarankan umat islam untuk melaksanakan salat dan berdoa. Hal itu diungkapkan Rasulullah SAW saat kematian anaknya, Ibrahim.
"Di masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari ketika hari kematian Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Lantas Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka salat dan berdo’alah," (HR. Bukhari)
Hadits tersebut secara jelas menunjukkan bahwa berdasarkan kacamata agam Islam, gerhana matahari merupakan fenomena alam atas kuasa Allah SWT dan tak berhubungan dengan mitos-mitos tertentu.
Sumber : okezone
