Comlog Telapak Ciptakan Investigator Hutan yang Handal

Comlog Telapak Ciptakan Investigator Hutan yang Handal
Pemeliharaan kayu di hutan. FOTO: int

CIPAYUNG, RiauAktual.com - Koordinator Nasional Community Logging (Comlog) Telapak Silverius Oscar Unggul menyatakan, dengan terbentuknya beberapa Comlog yang ada di Indonesia, Telapak telah menciptakan para investigator hutan baik dari kalangan Aktivis serta masyarakat lokal yang ada di sekitar hutan.

Penyampaian Oscar tersebut disampaikan dalam Lokakarya dan Konsolidasi Nasional Gerakan Community Logging (Comlog) Telapak Jilid 2 yang dilaksanakan di Hotel Puri Avia dari tanggal 12 Juni – 16 Juni 2013. Lokakarya ini mengmbil tema “Mewujudkan Community Logging Sebagai Gerakan Kedaulatan dan Kemandirian Telapak Menuju Kemartabatan Pengelolaan Hutan Indonesia.

“Hasil dari investigasi juga membangun dan mengembangkan Forest Watch Indonesia (FWI) serta hasil para investigator hutan yang dimiliki oleh telapak, memiliki data yang tidak bisa terbantahkan. Pada tahun 2005 merupakan puncak kampanye Telapak mengenai comlog ini, bahkan Telapak diundang di Istana Negara untuk membeberkan data yang kita miliki, saat itu Sekur Kampanye Ilegal logging Telapak Yayat Afianto ditunjuk sebagai pembicara ” ujar Oscar, Jum'at (14/6/2013).

Dari data yang diberikan oleh Telapak, pemerintah akirnya melaksanakan operasi besar Ilegal logging salah satunya adalah Operasi Wahana Lestari yang dipusatkan di Papua dan Kalimantan, Telapak turut andil dalam operasi besar tersebut. Sayang hasil dari operasi besar tersebut hanya menangkap masyarakat kecil dan masyarakat adat yang ada tinggal disekitar kawasan hutan, mereka hanya mengambil beberapa kayu. Sedangkan pelaku utama dan pembalak besar tidak tertangkap. Dampak nyata yang terjadi kemudian, adalah pemiskinan struktural terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.    

“Disinilah Telapak tercenung dengan keadaan ini, kami kemudian merenung dengan moncoba bagaimana masyarakat yang berada disekitar kawasan hutan diajak untuk mengelola hutan secara lestari. Kemudia kami memulainya dengan mencoba membuka form illegal logging yang dipusatkan di Kedari, sehingga tercipta Community Logging. Bermula dari satu titik, akirnya comlog berhasil dikembangkan dengan banyak titik.  Diantaranya adalah Pulon Progo Djogja, dan Lampung," katanya.

Laporan: Dona, Bogor
Editor: Riki

Berita Lainnya

index