Riauaktual.com - Yan Cheng mengembuskan napas terakhir di atas kursi rodanya. Dia meninggal kelaparan saat ayahnya dikarantina karena virus corona.
Remaja 17 tahun itu sudah lama sakit. Cacat. Segala sesuatu butuh bantuan orang lain. Tidak dapat berbicara. Berjalan. Atau makan sendiri. Ibunya telah meninggal beberapa tahun sebelumnya.
Dia tidak memiliki siapa pun untuk memberinya makan. Tidak ada pula yang bisa membantunya dalam kehidupan sehari-hari.
Ayahnya, Yan Xiaowen, dibawa dikarantina sejak Rabu (22/1/2020). Awalnya merasa demam. Setelah diperiksa dokter, dia didiagnosis terifeksi virus corona.
Jika tidak segera ditangani, dia diperkirakan hanya bisa bertahan lima hari.
Sang ayah bingung. Kalau dia dikarantina, siapa yang mengurus anaknya. Akhirnya dia memposting permintaan bantuan di media sosial. Berharap ada seseorang yang bisa merawat putranya.
Tetapi postingan berjudul "Permohonan bantuan dari seorang ayah yang didiagnosis dengan virus corona baru," datang terlambat.
Remaja itu meninggal sepekan kemudian. Tepatnya Rabu (29/2/2020).
"Yan Xiaowen tidak dapat mengurus kehidupan sehari-hari Yan Cheng (karena terisolasi). Jadi dia mempercayakan kerabatnya, kader desa dan dokter desa untuk merawat Yan Cheng," kata pemerintah setempat.
Kematian bocah itu telah membuat para pejabat lokal kehilangan pekerjaan. Sekretaris dan wali kota Partai Komunis setempat dipecat. Mereka dianggap gagal menjalankan tanggung jawab.
Berita tentang tragedi itu memicu kemarahan dan kesedihan di media sosial. Pihak berwenang di Hubei jadi bulan-bulanan karena menyembunyikan informasi tentang infeksi tersebut.
Di Weibo, tagar "Ayah korban kelumpuhan otak Hubei berbicara" telah dibaca 270 juta kali pada Selasa pagi (4/2/2020).
Tagar tentang wali kota yang dipecat telah dilihat sebanyak 66 juta kali.
"Saya sangat marah dan sedih," tulis seorang pengguna. "Itu terlalu menjijikkan," lanjutnya.
Lebih dari 20 ribu orang di China telah terinfeksi virus corona. Jumlah korban tewas sudah mencapai 425 orang.
Sebagian besar infeksi dan kematian telah terjadi di Hubei. Tempat virus tersebut diperkirakan muncul akhir tahun lalu dari pasar yang menjual hewan liar dan daging.
Lebih dari dua lusin negara juga telah melaporkan infeksi. Kebanyakan orang yang baru-baru ini bepergian ke Hubei.
Sumber: rakyatku
