Riauaktual.com - Beredar informasi adanya mahasiswa yang menjadi korban jiwa dalam unjuk rasa menolak Undang-undang Cipta Kerja di gedung DPRD Riau. Setelah dicek polisi, ternyata kabar itu hoax.
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya bersama Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto dan Kabid Dokes Polda Riau, dr Prio Kuncoro mengunjungi RS Awal Bross di jalan HR Soebrantas, Pekanbaru, tempat mahasiswa itu dirawat.
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Nandang Mu'min Wijaya menjelaskan di rumah sakit tersebut, dirawat Dodi Wahyudi (24) yang menjadi korban saat aksi tolak Omnibus Law di DPRD Riau Kamis (8/10) lalu. Kala itu Dodi mengalami luka dan pendarahan pada bagian wajah.
"Tadi kita sempat ngobrol dengan Dodi, Ia menceritakan bahwa saat demo itu dia terjatuh. Kondisinya sudah baik dan bisa komunikasi dengan jelas," kata Nandang, Senin (12/10).
Meski demikian, Dodi belum diperbolehkan pulang ke rumahnya, karena masih butuh pemulihan lukanya. "Saat ini masih dalam perawatan guna pemulihan," ucap Nandang.
Sementara itu, Dr Caca yang mewakili RS Awal Bross mengatakan Dodi mendapatkan penanganan yang baik. Dia ditangani oleh dokter spesialis mata dan THT sesuai kebutuhan pasien.
"Kita sudah lakukan perawatan dan pendampingan dengan baik. Saat ini kondisinya sudah baik," ucapnya.
Kabid Dokkes Polda Riau, dr Prio Kuncoro mengungkapkan sebelum ke RS Awal Bros, pasien sempat dirawat di RS Mesra yang di jalan Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Di sana, Dodi mendapat perawatan pembersihan luka dan pemberian oksigen lalu kemudian dirujuk ke RS awal Bros itu.
"Saat ini kondisi pasien sangat baik," kata Prio.
Prio memastikan, biaya pengobatan terhadap Dodi ditanggung Polda Riau. Sampai luka-luka Dodi sembuh. "Sesuai arahan Pak Kapolda Riau (Irjen Agung Setia Imam Effendi), kita akan upayakan semaksimal mungkin, sehingga keluarga teringankan," pungkasnya. (San)
