Riauaktual.com - Ogah kasus kerumunan di Pasar Tanah Abang terulang kembali, pelaku usaha mengingatkan masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) selama berbelanja offline.
Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Tutum Rahanta mengatakan, prokes yang mendasar, yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak atau 3M.
“3M harus dijalankan ketika berada di pusat perbelanjaan. Jika itu benar diterapkan, belanja jadi lebih tenang. Kami minta kerja sama konsumen. Sadarlah, Covid-19 berbahaya dan belum berakhir,” tegas Tutum dikutip dari Rakyat Merdeka (Rm.id), kemarin.
Menurut Tutum, dari disiplin 3M, yang paling sering dilanggar oleh pengunjung mall adalah menjaga jarak. Sering terjadi kerumunan, terutama di pusat perbelanjaan untuk menengah bawah.
Dia khawatir, kasus kerumunan seperti di Tanah Abang terulang lagi. Kalau kasus Covid-19 meledak, semuanya bakal susah.
“Pemerintah repot, pelaku usaha bisa tutup lagi. Masyarakat juga kena imbasnya. Misalnya, bertambah banyak lagi pengangguran,” jelasnya.
Yang terpenting untuk mencegah kerumunan itu, kata Tutum, adalah kesadaran masyarakat berbelanja tapi tetap waspada terhadap Covid-19.
Menurut dia, ada tiga pihak yang harus sadar akan pentingnya prokes di area perbelanjaan. Yakni, konsumen, regulator dan pemilik usaha.
Pihak regulator atau pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, harus lebih massif membuat sosialisasi dan menjaga komunikasi dengan pelaku usaha. Sehingga sama-sama bisa menjaga pusat perbelanjaan dari ancaman Covid-19.
Bagi pemilik toko, Tutum mengingatkan pelaku usaha konsisten melaksanakan prokes. Ikuti standar yang sudah ada. Karena selain untuk kenyamanan konsumen, juga penting melindungi para pekerja dari virus.
Bagi konsumen, selain harus melindungi diri dari Covid-19, juga penting memilih mall atau pusat perbelanjaan yang mengikuti standar prokes.
Tutum membeberkan ciri mall atau pusat perbelanjaan yang tidak menerapkan prokes. Pertama, tidak ada petugas yang mengecek suhu tubuh sebelum masuk mall.
Kedua, tidak ada area mencuci tangan, minimal disediakan hand sanitizer. Ketiga, para pegawainya tidak menggunakan masker.
“Kalau ada toko atau pelaku usaha yang tidak menerapkan prokes, jangan masuk ke situ. Biar itu menjadi hukuman bagi pihak yang tidak menerapkan prokes,” tegasnya.
Jangan Datangi Mall Yang Rame
Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengingatkan, masyarakat tidak sembarangan masuk mall. Pasalnya, penularan Covid-19 itu melalui transmisi.
Untuk menghindari penularan, jangan coba-coba berpergian ke tempat perbelanjaan yang ramai dipadati konsumen.
“Jika tetap ingin berbelanja, pilih waktu-waktu tertentu. Misalnya, berangkat lebih pagi saat baru dibuka atau jelang mall ditutup. Kalau ramai ya pulang saja,” kata Miko kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Pria lulusan University of Philippine ini menjelaskan, pertimbangan utama dalam berbelanja pada kondisi pandemi adalah kesehatan. Jangan mudah terdorong mendatangi mall yang selalu ramai. Dengan mendatangi mall yang sepi, potensi penularan Corona lebih kecil.
“Masih ada kok beberapa pusat perbelanjaan atau ritel yang luas dan tidak begitu penuh orang. Saya juga sudah berbelanja tapi di mall yang sepi dan terapkan prokes,” aku Miko.
Miko juga berpesan, sebelum berangkat, pastikan memakai masker bersih dan membawa hand sanitizer. Sesampainya di area berbelanja disarankan tidak berlama-lama, meski berada di dalam mall yang tak begitu ramai pengunjung.
