Selama Pelaksanaan Vaksinasi Massal, Tidak Ada Efek Samping pada Penerima Vaksin

Selama Pelaksanaan Vaksinasi Massal, Tidak Ada Efek Samping pada Penerima Vaksin
Pelaksanaan vaksinasi massal di Gedung PGRI, Pekanbaru. Kamis (27/5/2021).

Riauaktual.com - Adanya berita miring alias hoaks tentang penyuntikan vaksin Covid-19 membuat masyarakat di sejumlah kabupaten/kota di Indonesia takut untuk di vaksin.

Begitu juga masyarakat di sejumlah kabupaten/kota, Provinsi Riau. Namun pemerintah terus dan tiada henti untuk meyakinkan masyarakat tentang manfaat suntik vaksin tersebut. Kini warga Riau, terutama Pekanbaru tak lagi takut untuk disuntik vaksin.

Buktinya, dua hari pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru yang dilaksanakan di delapan tempat, tercatat sudah 11 ribu orang lebih yang mendapat suntik vaksin Covid-19.

Menurut Ketua Harian Tim Percepatan Vaksinasi Covid-19 Kota Pekanbaru, Azwan, jumlah masyarakat yang mendapat suntik vaksin mencapai 11.349 orang. Mereka mendapat vaksin dalam dua hari ini.

"Sudah sebelas ribu lebih yang sudah di vaksin dalam dua hari ini. Ini kita lakukan serentak di beberapa tempat," kata Azwan, Rabu (26/5/2021). 

Dirincikan, sebanyak 5.492 orang mendapat suntik vaksin pada, Senin (24/5/2021). Sedangkan pada, Selasa (25/5/2021) sebanyak 5.857 orang.

Menurutnya, selama proses vaksinasi massal tidak ada penerima vaksin yang mengalami efek samping. Dipastikan, proses pemberian vaksin aman. Belum ada warga yang merasakan keluhan berat pasca vaksinasi. 

Azwan menegaskan bahwa masyarakat bisa mendapat vaksin Covid-19 di lokasi vaksinasi massal yang telah di sediakan. Pemerintah kota menyelenggarakan penyuntikan vaksin di beberapa tempat.

Diantaranya, Puskesmas Rejosari, RSD Madani, Gedung Guru Kota Pekanbaru, Gedung Serba guna Rumbai dan Perkantoran Tenayan Raya.

"Kemudian ada juga pelaksanaan vaksinasi massal di Stadion Kaharuddin Nasution dan Gereja HKBP Jalan Hangtuah," terangnya.

Vaksinasi massal rencananya berlangsung hingga, Sabtu (29/5). Masyarakat bisa datang langsung ke lokasi tersebut dan menunjukkan identitas diri (KTP) untuk mendapatkan vaksin.

Tim percepatan vaksinasi Covid-19 memasang target sebanyak 50 ribu warga sudah vaksin pada akhir pekan ini. Sehingga target vaksin 700 ribu warga Pekanbaru hingga akhir tahun dapat dipenuhi. 

Menurut Asisten 1 Setdako Pemko Pekanbaru ini, ada beberapa manfaat dari penyuntikan vaksin tersebut.

Diantaranya, menciptakan respons antibodi. Manfaat vaksin Covid-19 yang pertama adalah menciptakan respon antibodi untuk sistem kekebalan tubuh. 

Saat disuntik vaksin, sel B akan menempel pada permukaan virus Corona yang sudah dimatikan dan mencari fragmen yang cocok.

Maksudnya, sel T membantu mencocokkan fragmen dengan sel B. Jika ada yang cocok, sel B akan berkembang biak dan menghasilkan antibodi untuk kekebalan tubuh.

Kemudian mencegah terkena virus Covid-19. Maksudnya, mencegah mencegah virus masuk ke dalam tubuh. Suntikan vaksin akan merangsang sel tubuh manusia, terutama sel B yang memproduksi imunoglobulin. Akibatnya, tubuh individu akan kebal pada SARS-CoV-2.

Selanjutnya, manfaat vaksin Covid-19 menghentikan virus menyebar ke seluruh tubuh. Vaksin akan merangsang imun tubuh yang dihasilkan oleh sel B dan menghentikan virus Covid-19 masuk ke dalam tubuh.

Dan melindungi orang-orang di sekitar kita. Jadi, jika kita menerima vaksin, otomatis tubuh akan terlindungi dari serangan virus Covid-19. Hal ini menjadi manfaat vaksin Covid-19 yang membantu mengurangi penyebaran Corona untuk melindungi orang-orang di sekitar.


AstraZeneca Aman 


Sementara seiring dilaksanakannya program vaksinasi Covid-19, pemerintah telah melakukan upaya hati-hati dan pengawasan terus menerus demi melindungi masyarakat. 

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah kejadian medis yang diduga terkait dengan vaksinasi. Kejadian KIPI serius yang diduga terkait vaksin AstraZeneca baru-baru ini telah 
terkonfirmasi tidak berkaitan langsung dengan vaksin tersebut.

Data-data yang sudah dikumpulkan Komnas KIPI menurut Prof Dr dr Hindra Irawan Satari SpA (K), M TropPaed, Ketua Komnas KIPI telah dibandingkan dengan hasil uji klinik vaksin AstraZeneca sehingga saat ini Komnas KIPI bisa mengambil kesimpulan atas kejadian tersebut.

''Kasus KIPI terakhir yang sudah kami investigasi, setelah mengkaji data rekam medis pasien, dan pemeriksaan laboratorium, bisa disimpulkan kasus tersebut disebabkan oleh penyebab lain, tidak terkait dengan vaksin AstraZeneca,” jelas Prof Hindra, pada Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan di FMB9ID_IKP, Selasa (25/5/2021).

Prof Hindra melanjutkan, proporsi KIPI yang dilaporkan masyarakat Indonesia mengenai AstraZeneca lebih rendah daripada data hasil uji klinik fase I-III vaksin tersebut. Oleh karena itulah AstraZeneca aman digunakan.

Pernyataan Prof Hindra diperkuat keterangan dr Ellen Sianipar Sp A(K), Ketua Komda PP KIPI Provinsi DKI 
Jakarta. Sampai kini KIPI yang ditemukan khususnya di DKI Jakarta masih bersifat ringan seperti 
demam yang kemudian bisa hilang dengan sendirinya setelah satu dua hari.

''Sebelumnya AstraZeneca sudah dipakai untuk vaksinasi anggota TNI dan Polri sejak akhir Maret lalu. Untuk masyarakat umum memang baru dipakai pada bulan Mei. Sampai sekarang vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca masih berlangsung dan saya harap masyarakat masih 
percaya dengan vaksin tersebut,” ujar dr Ellen lebih lanjut.

Gejala-gejala yang perlu diperhatikan menurut Prof Hindra adalah sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, sesak napas, sakit perut, dan pembengkakan tungkai. “Kalau itu terjadi lebih baik segera melapor supaya bisa diberi petunjuk apakah perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak,'' terangnya.

''Sebetulnya kalau masyarakat jujur mengatakan ada masalah kesehatan, akan sangat membantu sekali. Apabila sakit, sebaiknya kita berobat terlebih dahulu sebelum divaksinasi. Karena vaksinnya takutnya nanti mubazir di dalam tubuh kita sehingga tidak efektif membentuk antibodi. Akibat lainnya, apabila seseorang jatuh sakit dan diduga terkait vaksinasi bisa memperlama program vaksinasi,'' ujar dr Jane Soepardi MPH Dsc, pakar imunisasi.

Menurut dr Jane, vaksin AstraZeneca
adalah vaksin yang saat ini paling banyak digunakan di seluruh dunia. Jumlah kasus global saat ini pun sudah mulai menurun karena adanya program 
vaksinasi global saat ini. ''Kasus COVID-19 seperti di Amerika dan Eropa yang dulunya tinggi, kini sudah turun,'' jelasnya.

Perlu diketahui oleh masyarakat pula bahwa KIPI setelah divaksinasi AstraZeneca pada kelompok lanjut usia lebih rendah dibandingkan kelompok umur lainnya. 

''Justru kalau merujuk hasil penelitian yang ada, vaksin AstraZeneca lebih aman diberikan kepada lansia. Angka di Inggris, angka kematian, sakit berat, dan dirawat dirumah sakit telah menurun,'' terang Prof Hindra.

''Harus diingat juga oleh masyarakat, kemungkinan kita tertular C-19 masih ada karena vaksin tidak memproteksi kita seratus persen. Artinya kita tetap harus menjaga protokol kesehatan untuk menjaga diri kita dan orang lain,'' ungkap dr Jane. **

Berita Lainnya

index