Anis Matta: Mitigasi Bencana Penting untuk Tekan Korban Jiwa

Anis Matta: Mitigasi Bencana Penting untuk Tekan Korban Jiwa

Riauaktual.com - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menilai Indonesia saat ini perlu membangun solidaritas mitigasi bencana. Mitigasi bencana ini penting dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban jiwa dan menghindarkan adanya  'kebutuhan politik' jangka pendek setiap kali ada bencana kemanusiaan. 

"Kita sudah mendengarkan peringatan dini itu,  sudah dilakukan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atau otoritas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Untuk ini, kita perlu membangun solidaritas pada tahapan mitigasi," kata Anis Matta dalam Gelora Talk bertujuk 'Climate Change, Mitigasi Bencana dan Solidaritas Kita', Rabu (8/12/2021). 

Erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, yang telah menyebabkan 34 orang meninggal dunia, 69 luka-luka dan 16 orang hingga kini, 

"Kalau mitigasi rencananya sudah terjadi, situasinya akan lebih emosional dan dramatis. Kebutuhan politik jangka pendek berbaur dengan panggilan kemanusian. Yang penting itu, bagaimana menghindarkan kecelakaan dan kerugian nyawa pada situasi bencana seperti itu," katanya. 

Karena itu, kata Anis Matta, di sinilah perlunya kesadaran tentang perubahan iklim secara fundamental. Tak hanya mengatur masalah tata ruang, tetapi juga peningkatan teknologi kebencanaan, karena wilayah geografis Indonesia rawan bencana alam. 

Sedangkan Eks Kepala Bidang Pengamatan Dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika menegaskan, PVMBG sudah mengeluarkan peringatan dini sebelum erupsi Semeru, bahkan peringatan dini tersebut diberikan setiap hari. 

"PVMG sudah memberikan peringatan dini kepada pemerintah, kita mengeluarkan peringatan dini itu setiap hari berdasarkan hasil pengamatan yang kita lakukan," kata I Gede Suantika. 

Hal senada disampaikan Kepala Analisis Perubahan Iklim Kadarsah. Ia mengatakan, BMKG telah memberikan update informasi mengenai cuaca dan daerah rawan bencana, akibat fenomena La Nina yang melanda Indonesia saat ini. 

"Jadi begitu ada kejadian-kejadian, kami langsung infokan melalui kanal-kanal informasi BMKG. Ini daerah rawan longsor misalnya agar diperhatikan, tapi memang perlu ada koordinasi lebih lanjut di tataran pemerintah daerah," kata Kadarsah. 

Koordinator Aktivis Pencinta Alam Sanggabuana Sofyan mengatakan, wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan bencana, sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi resiko bencana lebih efektif lagi. 

"Kita perlu kajian kerentanan bencana untuk mengetahui tentang faktor pemicu dan penyebab sehingga kita bisa melakukan berbagai hal untuk mengurangi risiko, sehingga mengurangai resiko  bencana. Kita juga perlu lebih mengefektifikan lagi kearifan lokal,  mereka sudah ada early warning sistem," kata Sofyan.

Berita Lainnya

index