Riauaktual.com - Presiden Rodrigo Duterte melakukan manuver politik baru. Ia mengundurkan diri dari pemilihan calon anggota Senat. Hal ini membuat konstestasi pemilu di Filipina menjadi sulit diprediksi.
Duterte mengajukan surat pengunduran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Filipina, Selasa (14/12), beberapa jam setelah orang kepercayaannya, Senator Christopher “Bong Go” melakukan hal yang sama.
Dalam Konstitusi Filipina, seorang presiden hanya boleh memimpin satu periode. Dengan begitu, berdasarkan konstitusi, Duterte (76), tidak bisa lagi mencalonkan diri menjadi Presiden Filipina. Dia boleh maju lagi dalam pemilu, namun untuk mengisi posisi lain.
Jika tidak ada aral melintang, pemilu Filipina akan diselenggarakan pada Mei 2022. Awalnya, Duterte berencana maju untuk menduduki posisi wakil presiden, namun berubah mengincar kursi anggota Senat.
Penarikan diri Duterte telah menjadi kejutan terbaru dalampemilu Filipina dan membingungkan para pengamat politik di negeri itu.
Kemunduran Bong Go telah menciptakan ketidakpastian soal siapa yang kemudian berhak mendapat dukungan dari Duterte, yang secara konsisten berada di posisi tertinggi survei sejak dia memenangkan pemilu pada 2016.
“Idenya mungkin kesinambungan.Namun bagaimana bisa ada kesinambungan jika tidak ada kandidat presiden dari pemerintahan saat ini?” kata analis politik Edmund Tayao.
Putri Duterte, Sara Duterte-Carpio, diperkirakan akan menggantikannya. Namun Wali Kota Davao City itu memilih untuk mencalonkan diri sebagai wakilpresiden bersama Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr, putra mendiang diktator, Ferdinand Marcos.
Marcos Jr dan Sara Duterte merupakan calon terdepan. Sementara putranya, Sebastian Duterte, akan bersaing dalam pemilihan Wali Kota Davao City.
Banyak yang dipertaruhkan Duterte dengan kemundurannya ini. Pasalnya, selama pemerintahannya, ia telah membuat banyak kebijakan yang membuat dirinya memiliki banyak musuh politik.
Namun, Victor Manhit, analis dari think tank Stratbase, mengatakan, penarikan diri Duterte kemungkinan untuk mentransfer basis dukungannya kepada putrinya dan Marcos.
“Duterter berusaha mengkonsolidasikan kekuatan mereka untuk mengamankan kemenangan,”kata Victor Mahit, dikutip Reuters, kemarin.
Analis lain juga berspekulasi. “Dia (Duterte) mungkin akan bosan di Senat karena dia terbiasa memegang komando,” kata dosen Ilmu Politik di Universitas Filipina, Jean Franco.
Terpisah, juru bicara Duterte, Karlo Nograles, mengatakan, Duterte memutuskan untuk mundur dari Pemilu Filipina 2022 agar bisa lebih fokus menangani pandemi dan memastikan pemilu berjalan tertib dan damai.
“Setelah lebih dari empat dekade dalam pelayanan publik, Presiden Duterte berencana pensiun dari pemerintahan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya ketika masa jabatannya berakhir pada Juni 2022,” terang Nograles.
Pemilu Filipina 2022 akan diikuti ribuan kandidat yang memperebutkan lebih dari 18.000 jabatan di pemerintahan. Mulai dari kursi presiden hingga anggota dewan kota.
Berdasarkan jajak pendapatSocial Weather Stations, sosokyang amat dijagokan dalampemilihan presiden adalah Marcos Jr. urutan berikutnya ditempati petahana Wakil Presiden Leni Robredo, Wali Kota Manila Francisco Domagoso dan mantan petinju Manny Pacquiao.
Sumber: Rm.id
