Mengenal Rip Current Diduga Menjadi Penyebab Tewasnya 11 Orang di Pantai Payangan

Mengenal Rip Current Diduga Menjadi Penyebab Tewasnya 11 Orang di Pantai Payangan
Evakuasi korban ritual di pantai Payangan Jember. ©2022 Merdeka.com

Riauaktual.com - 11 Orang meninggal dunia di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur, Minggu (13/2). Mereka terseret arus saat menggelar ritual.

Ritual digelar mulai Sabtu (12/2) sekitar pukul 23.00 WIB. Kelompok tersebut dipimpin oleh pria bernama Hasan. Total kelompok tersebut beranggotakan 24 orang, termasuk sang pimpinan. Mereka berasal dari berbagai kecamatan di Jember, bahkan ada pula yang berasal dari Kabupaten Bondowoso.

Polres Jember menjelaskan korban terserat arus air laut Pantai Payangan yang datang secara tiba-tiba. Sebetulnya, para korban sudah diingatkan warga setempat untuk tidak mendekat ke laut dikarenakan ombak besar.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono menduga terseretnya warga yang melakukan ritual di Pantai Payangan akibat fenomene 'rip current'. Dugaan ini berangkat dari sejumlah analisis.

Di antaranya, jika dicocokkan dengan waktu kejadian bersamaan dengan terjadinya pasang air laut. Kemudian berdasarkan catatan BMKG, tinggi gelombang saat kejadian mencapai sekitar 2 hingga 2,5 meter.

"Jika kita perhatikan morfologi Pantai Payangan Jember yang berbentuk teluk, maka diduga kuat musibah yang terjadi sangat mungkin diakibatkan arus rip current," katanya melalui keterangan tertulis yang dilansir dari Merdeka.com, Selasa (15/2).

Rip current ialah arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah. Secara fisis, rip current terbentuk jika gelombang laut datang dan menghempas garis pantai yang berbentuk teluk atau cekungan.

Adanya banyak pantulan muka gelombang yang mengenai busur teluk akan memunculkan sejumlah arus susur pantai yang bertemu dan memusat di tengah-tengah busur teluk. Arus susur yang saling bertemu di pusat busur teluk ini selanjutnya bergabung menimbulkan sebuah arus balik menuju ke tengah laut yang mengumpul pada suatu jalur arus sempit hingga melewati batas zona gelombang pecah. Arus ini bergerak dalam energi sangat kuat dengan kecepatan tinggi.

"Inilah rip current yang menjadi biang keladi dari sederet daftar korban meninggal dan orang hilang terseret arus di pantai sejak zaman dahulu," ujarnya.

Cara Menghindari Rip Current

Menurut Daryono, sebenarnya rip current bisa dihindari jika masyarakat memahami karakteristik dan mekanisme terbentuknya arus berbahaya ini. Namun, pemahaman masyarakat mengenai karakteristik dan bahaya arus laut di pantai masih rendah sehingga rip current kembali menelan korban jiwa.

Terlebih, di Jawa masih berkembang mitos dan cerita rakyat Nyai Roro Kidul bahwa Laut Selatan sering meminta korban.

"Ini sesunggunya hanyalah bentuk ketidakmampuan masyarakat dalam menjawab fenomena alam pantai yang mematikan dan sering terjadi secara berulang," ucapnya.

Daryono menyebut, ada beberapa hal penting untuk diketahui agar dapat memahami karakteristik rip current. Rip current terdiri atas beberapa bagian arus, seperti arus pengisi, leher arus dan kepala arus.

Arus pengisi tersusun atas beberapa arus susur pantai hasil pantulan beberapa muka gelombang, kemudian bertemu, mengumpul dan berbelok arah menuju tengah laut. Leher arus merupakan sebuah jalur yang sempit, mengalir sangat deras dan kuat, juga menuju ke tengah laut.

Saking kuatnya, aliran leher arus ini bahkan mampu mengalahkan terjangan gelombang yang datang. Arus ini meluncur dengan kecepatan tinggi, hingga mencapai kecepatan 80 kilometer/jam.

Sementara kepala arus adalah bagian rip current yang arah arusnya mulai melebar karena kekuatannya sudah mulai melemah, selanjutnya hilang di terpa gulungan gelombang laut.

"Karena gerakan rip current ini berlangsung sangat cepat dan singkat, maka orang yang terjebak dan terseret arus ini sangat sulit untuk melepaskan diri hingga seolah terseret ke tengah laut. Inilah sebabnya mengapa arus ini banyak memakan korban jiwa," terangnya.

Pada beberapa kasus kejadian rip current, meskipun air laut tidak terlalu dalam hanya sebatas lutut, seseorang sudah dapat mengalami serangan arus ini. Kondisi ini terjadi jika arus susur pantai yang telah bergabung dengan tiba-tiba menyebabkan dasar pasir tempat berpijak tergerus arus hingga habis.

Karena pasir tempat berpijak habis terbawa arus, maka orang yang terjebak dalam arus ini merasa seolah-olah dirinya jatuh ke dalam lubang, selanjutnya tenggelam dan diseret oleh badan arus yang mengalir kuat menuju ke tengah laut.

Mengingat lokasi rip current tergantung pada arah datangnya gelombang laut, menurut Daryono lokasi-lokasi pantai yang rawan fenomena tersebut dapat dikenali.

"Setelah mengenali dan menetapkan lokasi rawan, selanjutnya petugas penyelamat pantai segera menempatkan bendera peringatan larangan mandi di laut disertai pengawasan ketat dan tindakan pencegahan mandi di zona berbahaya," katanya.

Memitigasi Rip Current

Daryono mengatakan, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk memitigasi rip current. Di antaranya, penguatan pengetahuan mengenai bahaya arus ini dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi kepada Tim SAR, petugas penyelamat pantai, pengelola wisata, pedagang dan masyarakat setempat.

Dengan memahami karakteristik dan bahaya rip current, mereka diharapkan ikut berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana arus laut ini. Di samping perlunya peningkatan fasilitas penyelamatan pantai, maka secara berkala perlu dilakukan pelatihan khusus teknik-teknik penyelamatan korban rip current bagi para petugas penyelamat pantai dan Tim SAR.

"Ini penting karena mereka adalah barisan terdepan yang bertugas melakukan usaha penyelamatan dan pencarian korban, sehingga wajib bagi mereka memahami seluk beluk bahaya arus ini secara lebih mendalam," tuturnya.

Selain itu, perlu adanya sosialisasi singkat bahaya arus rip current kepada setiap rombongan masyarakat atau wisatawan yang baru datang dan akan mandi di pantai. Terobosan sosialisasi ini akan sangat efektif jika dilakukan mengingat kebanyakan para korban rip current adalah para wisatawan dari luar daerah yang sangat awam mengenai kondisi pantai setempat.

 

 

Sumber: Merdeka.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index