Skenario Rusia Memecah Ukraina Seperti Korea Utara dan Korea Selatan

Skenario Rusia Memecah Ukraina Seperti Korea Utara dan Korea Selatan
Kondisi Kota Mariupol Usai Dihantam Serangan Rusia. ©2022 REUTERS/Alexander Ermochenko

Riauaktual.com - Rusia ingin memecah Ukraina menjadi dua, seperti yang terjadi dengan Korea Utara dan Selatan, kata kepala intelijen militer Ukraina pada Minggu, bersumpah perang gerilya "total" untuk mencegah terpecahnya Ukraina.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mendesak Barat memberikan Ukraina bantuan tank, pesawat, dan rudal untuk melawan pasukan Rusia, yang disebut Kiev semakin gencar menargetkan depot BBM dan makanan.

Setelah empat pekan lebih konflik pecah, Rusia gagal merebut kota-kota besar Ukraina dan Moskow mensinyalir pada Jumat akan mempertimbangkan kembali ambisinya untuk fokus mengamankan wilayah Donbas di Ukraina timur, di mana terjadi pertempuran antara pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia selama delapan tahun.

Seorang pemimpin di Luhansk yang memerdekan diri dari Ukraina mengatakan pada Minggu, wilayah itu segera bisa menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia, sebagaimana yang terjadi di Krimea setelah Rusia merebut semenanjung Ukraina itu pada 2014.

Orang Krimea memilih pecah dengan Ukraina dan bergabung dengan Rusia, pemungutan suara yang tidak diakui dunia.

"Faktanya, ini adalah upaya untuk menciptakan Korea Utara dan Selatan di Ukraina," kata kepala intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov dalam sebuah pernyataan, menyinggung soal pecahnya Korea setelah Perang Dunia II, dikutip dari South China Morning Post, Senin (28/3).

Budanov memprediksi tentara Ukraina akan mendorong mundur pasukan Rusia.

"Selain itu, musim safari gerilya total Ukraina akan segera dimulai. Kemudian akan ada satu skenario relevan yang tersisa untuk Rusia, bagaimana bertahan hidup," jelasnya.

Bantuan perangkat keras militer

Presiden Zelenskiy meminta negara-negara Barat memberikan bantuan perangkat militer, mengatakan negaranya hanya memerlukan 1 persen pesawat NATO dan 1 persen tanknya.

Dia mengecam "ping-pong Barat tentang siapa dan bagaimana harus menyerahkan jet" dan senjata lainnya sementara serangan rudal Rusia membunuh warga sipil dan membuat mereka terperangkap.

"Saya berbicara dengan pasukan di Mariupol hari ini," ujarnya pada Minggu.

"Saya terus berhubungan dengan mereka. Tekad, heroisme, dan keteguhan mereka sungguh hebat," lanjutnya.

"Andai saja mereka yang berpikir selama 31 hari bagaimana menyerahkan puluhan jet dan tank memiliki satu persen dari keberanian mereka," sindirnya.

Sejauh ini negara-negara Barat telah memberikan Ukraina rudal anti tank dan anti pesawat tempur juga senjata ringan dan peralatan perlindungan, tapi belum diberikan persenjataan berat maupun pesawat.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko mengatakan pada Minggu, Rusia mulai menghancurkan pusat-pusat pengisian BBM dan gudang makanan.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan rudalnya menghancurkan depo pengisian bahan bakar pada Sabtu serta pabrik perbaikan militer di dekat kota barat Lviv, hanya 60 kilometer dari perbatasan Polandia.

 

 

 

Sumber: Merdeka.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index