Current Date: Selasa, 09 Desember 2025

Elon Musk Ingin Beli Twitter, Pangeran Saudi Menolak

Elon Musk Ingin Beli Twitter, Pangeran Saudi Menolak
Elon Musk. (Foto: CNBC)

Riauaktual.com - CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk ingin membeli Twitter dengan harga US$ 41 miliar atau Rp 593 triliun. Namun seperti dilaporkan RT, Kamis (14/4/2022), tawaran itu ditolak Pangeran Saudi Al Waleed bin Talal, yang memiliki 5% dari raksasa media social tersebut.

Pangeran Al Waleed bin Talal, salah satu pemegang saham terbesar Twitter, mengatakan bahwa tawaran Musk tidak mendekati "nilai intrinsik" platform media sosial. Pangeran ingin Musk mengeluarkan lebih banyak uang

"Saya tidak percaya bahwa tawaran yang diajukan oleh Elon Musk (US$ 54,20) mendekati nilai intrinsik Twitter mengingat prospek pertumbuhannya," cuit sang pangeran, merujuk pada tawaran Musk untuk membeli perusahaan itu dengan harga US$54,20 per saham, atau US$ 41 miliar.

“Menjadi salah satu pemegang saham Twitter terbesar & jangka panjang, [Kingdom Holding Company] dan saya menolak tawaran ini,” cuitnya.

Al Waleed dan Kingdom Holding Company – sebuah konglomerat yang 95% dimiliki oleh sang pangeran – membeli lebih dari 5% saham Twitter pada tahun 2015, ketika platform tersebut memiliki pengguna yang jauh lebih sedikit di luar AS.

Musk, bagaimanapun, adalah pemegang saham teratas Twitter. Setelah berulang kali mempertanyakan sensor platform dan kebijakan moderasi konten, taipan Tesla mengumumkan awal bulan ini bahwa ia telah membeli 9,1% saham di perusahaan. Musk kemudian menolak kursi di dewan Twitter, membuka jalan baginya untuk melakukan upaya pengambilalihan yang bermusuhan.

“Saya berinvestasi di Twitter karena saya percaya pada potensinya untuk menjadi platform kebebasan berbicara di seluruh dunia, dan saya percaya kebebasan berbicara adalah keharusan sosial untuk demokrasi yang berfungsi,” tulis Musk dalam satu surat kepada dewan perusahaan.

“Namun, sejak melakukan investasi saya sekarang menyadari perusahaan tidak akan berkembang atau melayani keharusan sosial ini dalam bentuknya saat ini. Twitter perlu diubah sebagai perusahaan swasta,” tambahnya.

Musk telah mengkritik kebijakan sensor Twitter sebelumnya, membuat beberapa pakar konservatif menyarankan dia membeli perusahaan dan menerapkan perubahan yang dia klaim diperlukan. Sekarang, dengan rapat dewan Twitter pada hari Kamis untuk mempertimbangkan tawaran Musk, pakar liberal telah turun ke Twitter untuk mengeluh tentang kebijakan pro-kebebasan berpendapat yang dapat diterapkan Musk jika tawaran pengambilalihannya berhasil.


 

 

Sumber: BeritaSatu.com

Follow WhatsApp Channel RiauAktual untuk update berita terbaru setiap hari
Ikuti RiauAktual di GoogleNews

Berita Lainnya

Index