Riauaktual.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Yayasan Rimba Satwa Foundation (RSF) lakukan pemasangan tiga unit GPS Collar pada kelompok gajah sumatera liar di Provinsi Riau.
Tim pemasangan GPS Collar ini tergabung dalam tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, polisi hutan, mahout Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas dan penembak bius, dokter hewan serta Yayasan Rimba Satwa Foundation (RSF).
Proses dan tahapan pemasangan GPS Collar pada kelompok gajah sumatera ink telah berlangsung sejak 21 Januari hingga 2 februari 2023.
"Melalui tahapan survey keberadaan kelompok gajah target, kemudia pengkondisian tim dan peralatan, serta pendekatan kepada masyarakat dan para pihak," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Genman S Hasibuan pada Senin (06/02/2023).
Pemasangan GPS Collar ini pertama kali dilakukan pada 26 Januari 2023 kepada gajah liar betina berumur 45 tahun dengan berat hampir 4 ton dan membawa satu bayi gajah berkelamin betina berumur 3 bulan didalam kawasan Hutan Desa Koto Pait, Kecamatan Tualang Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau.
Pemasangan GPS Collar yang kedua dilakukan pada kelompok gajah liar yang ditemukan oleh tim gabungan di Desa Lubuk Jering, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Siak, Riau.
"Gajah berkelamin betina dengan berat estimasi 2 ton yang diperkirakan sedang mengandung ini ditemukan setelah tim gabungan melakukan pencarian seharian pada 29 Januari 2023 lalu," ujar Genman S Hasibuan.
Selanjutnya yang ketiga, tim Gabungan Balai Besar KSDA Riau dan Yayasan Rimba Satwa Foundation (RSF) berhasil melakukan pemasangan GPS Collar terhadap kelompok gajah liar pada 02 Februari 2023.
"GPS Collar yang ketiga ini dipasang pada gajah liar betina berumur 35 tahun dengan berat estimasi 3,5 ton di Desa Agrowisata, Kecamatan Rumbai Barat, Kota Pekanbaru, Riau," tukasnya.
Setelah pemasagan alat, gajah betina tersebut kembali dilepasliarkan.
GPS Collar yang dipasang akan berfungsi maksimal sebagai sarana mitigasi interaksi negatif gajah liar bilamana kesadaran dan kerjasama masyarakat yang terdampak dalam melakukan penggiringan gajah liar secara mandiri ke dalam kawasan hutan sebagai habitatnya terbangun dengan baik.
"Diharapkan setelah terpasangnya GPS Collar ini pada kelompok gajah liar upaya mitigasi konflik dapat lebih efektif dan efisien. Dan yang tidak kalah penting adalah terwujudnya harmonisasi berbagi ruang antara masyarakat dengan gajah dapat terjalin dengan baik," pungkasnya.