Riauaktual.com - Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru, Muflihun meminta Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Siak untuk segera melakukan rekondisi ruas jalan rusak akibat galian pipa. Pasalnya, saat ini masih banyak didapati bekas galian penanaman pipa air bersih tersebut tak kunjung diperbaiki seperti sediakala.
Muflihun meminta agar PDAM Tirta Siak mempunyai plan atau rencana kerja yang lebih baik. Sehingga jalan rusak bekas galian tidak dibiarkan begitu saja terlalu lama. Menurutnya, PDAM Tirta Siak seharusnya menyampaikan kepada camat, lurah serta RT/RW terkait adanya galian di wilayah tersebut.
"Kita minta (PDAM Tirta Siak) punya plan yang lebih baguslah. Ketika mereka melubangi jalan tolong disampaikan juga kepada, pemerintah minimal camat diinformasikan, sehingga masyarakat juga tahu bahwasannya nanti akan ada penggalian," kata Muflihun, Kamis (12/10).
Akan tetapi hari ini kata Muflihun, PDAM Tirta Siak tidak melakukan itu. Sehingga banyak jalan yang sudah diaspal dilubangi kembali.
"Hari ini kan tidak seperti itu. Jalan baru diaspal berlubang lagi, baru diaspal berlubang lagi, ini kan juga tidak ada plan yang matang," terang Muflihun.
"Saya minta ke depan ada penjelasan, saya minta tolong diinformasikan kepada camat, lurah, RT/RW, bahwa di tempat ini ada penggalian," tegas Muflihun.
Dirinya pun tak menampik bahwa warga Pekanbaru juga butuh air bersih. Ia menyebut, air bersih juga prioritas Pemerintah Kota Pekanbaru.
"Sementara air ini prioritas kita. Kita harap air ini bisa sampai kepada masyarakat dengan lebih bagus. Kita minta ya (PDAM Tirta Siak) segera menutup lagi (lubang bekas galian). Kalau kita menggali ya ditutup lagi, jangan main tinggal-tinggal aja," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui bahwa galian pipa PDAM Tirta Siak ini menjadi keluhan masyarakat. Pasalnya, banyak lubang bekas galian tak kunjung ditutup kembali.
Lubang bekas galian yang belum ditutup oleh PDAM Tirta Siak itu terdapat di beberapa ruas jalan, termasuk Jalan Protokol Jenderal Sudirman. Kemudian jalan Tuanku Tambusai, Harapan Raya atau Imam Munandar, Dr Sutomo, dan Setia Budi.
