Waspada, Penggunaan Minyak Goreng Berulang

Waspada, Penggunaan Minyak Goreng Berulang
Bahaya menggunakan minyak goreng berulang. (Foto: Freepik.com)

Riauaktual.com - Penelitian terbaru mengungkap bahwa penggunaan minyak goreng berulang dapat menyebabkan gangguan neurologis. Dikatakan, mengonsumsi minyak goreng bekas dapat menyebabkan tingkat degenerasi saraf yang lebih tinggi.

Mengingat praktik menggunakan kembali minyak untuk beberapa kali masak adalah hal yang umum di rumah dan restoran di seluruh dunia, temuan penelitian ini menjadi sangat menarik. Pasalnya ini berdampak besar pada kesehatan manusia.

Bahaya ini diperkirakan akan semakin besar jika minyak digunakan berulang-ulang. Karena pemanasan yang berulang-ulang akan menghancurkan antioksidan dan komponen sehat lainnya yang terkandung dalam minyak, dan menambah lemak trans dan peroksida.

“Menggoreng dengan suhu tinggi telah dikaitkan dengan beberapa gangguan metabolisme, namun belum ada penelitian jangka panjang mengenai pengaruh konsumsi minyak goreng dan dampak buruknya terhadap kesehatan,” tulis penulis studi Kathiresan Shanmugam dikutip dari IFL Sciene, Rabu (28/3/2024).

“Sepengetahuan kami, kami adalah orang pertama yang melaporkan bahwa suplementasi minyak goreng dalam jangka panjang meningkatkan degenerasi saraf pada keturunan generasi pertama," katanya.

Dalam menemukan hasil penelitian ini, para ilmuwan menggunakan tikus sebagai subjek. Selama 30 hari berturut-turut hewan pengerat tersebut diberi makanan yang diperkaya dengan minyak biasa atau minyak yang dipanaskan kembali.

Pada akhir bulan, mereka menemukan bahwa tikus yang dipelihara dengan menggunakan minyak bekas menunjukkan peningkatan kadar enzim hati, yang menunjukkan tingginya tingkat peradangan dan stres oksidatif di dalam organ penting ini.

"Akibatnya, metabolisme lipid hati berubah secara signifikan, dan pengangkutan DHA asam lemak omega-3 otak yang penting menurun. Hal ini, pada gilirannya, mengakibatkan degenerasi saraf, yang terlihat pada histologi otak tikus yang mengonsumsi minyak panas serta keturunannya," kata Shanmugam.

Temuan tersebut menggambarkan pentingnya poros hati-usus-otak dan menunjukkan bagaimana gangguannya dapat menyebabkan kerusakan neurologis. Selain itu, tikus yang diberi minyak yang dipanaskan menunjukkan peningkatan kolesterol dan tingkat penanda peradangan yang lebih tinggi seperti protein C-reaktif sensitivitas tinggi (hs-CRP), yang terkait dengan serangan jantung dan stroke.

Para peneliti juga mencatat kerusakan sel di dalam usus besar tikus ini, begitu pula dengan degenerasi sel pendukung saraf yang dikenal sebagai glia. Dalam serangkaian percobaan lanjutan, penulis penelitian memaparkan tikus tersebut dengan monosodium glutamat (MSG).

Mereka menemukan bahwa bahan tambahan makanan yang umum ini menyebabkan kerusakan neurologis lebih lanjut pada tikus yang dipelihara dengan menggunakan minyak bekas.


 

Berita Lainnya

index