Riauaktual.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hulu terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting di wilayahnya. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kabupaten Rokan Hulu tahun 2024 yang berlangsung di ruang rapat lantai tiga Kantor Bupati Rokan Hulu pada Kamis (15/08/2024).
Rakor ini dibuka oleh Bupati Rokan Hulu yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Rokan Hulu, M. Zaki S.STP, M.Si.
Rakor dihadiri oleh Asisten I Setda Rohul, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para camat, kepala puskesmas, serta kepala desa di Rokan Hulu. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Rokan Hulu ini merupakan bentuk dukungan terhadap percepatan penurunan angka stunting di daerah tersebut.
Dalam sambutannya, Sekda Rokan Hulu, M. Zaki, menyampaikan bahwa Rakor ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi antarinstansi dan pemangku kepentingan terkait dalam upaya penurunan stunting. Ia mengapresiasi pencapaian Kabupaten Rokan Hulu yang telah berhasil menurunkan angka stunting dari 22 persen menjadi 15,9 persen dalam setahun terakhir.
“Alhamdulillah, tahun ini Rokan Hulu berhasil menurunkan angka stunting dari 22 persen menjadi 15,9 persen. Kami berharap di tahun 2024 ini, angka tersebut dapat turun lebih jauh,” ujar Sekda Zaki.
Sekda Zaki juga menekankan pentingnya kolaborasi antara OPD dan seluruh kepala desa untuk mencapai target penurunan stunting. Menurutnya, tanpa kolaborasi yang solid, program-program yang telah disusun tidak akan mampu mengatasi permasalahan stunting dengan efektif.
“Kita perlu terus bekerja sama dan berkolaborasi dengan OPD serta para kepala desa. Tanpa adanya kerja sama yang baik, program penanganan stunting yang telah disusun tidak akan berhasil,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sekda Zaki menyatakan bahwa meskipun berbagai penghargaan yang diraih adalah sebuah pencapaian yang membanggakan, fokus utama tetap pada kinerja dan output yang dihasilkan dalam menekan angka stunting di Rokan Hulu.
“Penghargaan adalah bonus, tetapi yang utama adalah kinerja dan output dalam menekan angka stunting. Itulah prioritas utama kita,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Rokan Hulu, dr. Bambang Triono, juga menyampaikan pandangannya terkait upaya penurunan stunting. Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sekitar 97,9 persen balita di Rokan Hulu telah diukur status gizi dan kesehatannya, yang merupakan langkah penting dalam monitoring penurunan stunting.
“Pengukuran balita telah dilakukan pada sekitar 97,9 persen balita di Rokan Hulu. Hal ini menunjukkan bahwa kita serius dalam menanggulangi masalah stunting,” ujar Bambang.
Bambang juga menjelaskan bahwa angka stunting di Rokan Hulu mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2022 hingga 2023. Pada tahun 2022, angka stunting berada di angka 22 persen, dan pada tahun 2023, angka tersebut turun menjadi 15,9 persen. Ia berharap di tahun 2024 ini, angka stunting di Rokan Hulu dapat turun lebih jauh menjadi 14 persen.
“Setiap tahun, kita melihat penurunan angka stunting. Dari 22 persen pada tahun 2022, turun menjadi 15,9 persen pada tahun 2023. Dan kita berharap di tahun 2024 ini angka tersebut bisa turun lagi menjadi 14 persen,” kata Bambang optimis.
Namun, Bambang juga menekankan bahwa pencapaian tersebut tidak akan tercapai tanpa kerja sama dari semua pihak yang terlibat. Ia mengimbau seluruh anggota TPPS di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa untuk bekerja sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya penanganan stunting.
“Pencapaian ini adalah hasil kerja sama semua pihak. Saya mengimbau seluruh anggota TPPS di semua tingkatan untuk bekerja sesuai fungsi dan tanggung jawab masing-masing dalam menurunkan angka stunting,” tutup Bambang.
Dengan Rakor ini, diharapkan upaya penurunan stunting di Kabupaten Rokan Hulu dapat terus berlanjut dan semakin efektif, sehingga target penurunan angka stunting dapat tercapai dan memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat.