Riauaktual.com - Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru bersama Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Pekanbaru menggelar rapat koordinasi pada Rabu, 28 Agustus 2024, untuk membahas pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit Monkeypox (Mpox) di pintu masuk negara.
Rapat ini menjadi langkah penting setelah Monkeypox ditetapkan oleh WHO sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 14 Agustus 2024.
Pertemuan yang dihadiri oleh Komite Fasilitasi (FAL) Bandara Internasional SSK II Pekanbaru menekankan pentingnya peningkatan kewaspadaan dan kesiapan di sektor transportasi udara, khususnya di bandara internasional yang menjadi salah satu titik masuk utama ke Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Pekanbaru, dr. Aryanti, menyampaikan paparan mengenai Overview dan Pencegahan Mpox. Ia menekankan bahwa langkah pencegahan di bandara sangat penting mengingat mudahnya penularan Mpox.
"Pencegahan di pintu masuk negara menjadi langkah awal untuk menahan laju penyebaran Mpox. Setiap pihak harus bersinergi dalam upaya melindungi masyarakat," katanya, Kamis (29/8/2024).
Sementara itu, Ketua Komite FAL dan EGM Bandara SSK II Pekanbaru, Radityo Ari Purwoko, yang akrab disapa Oki, menjelaskan berbagai langkah pencegahan yang telah diambil oleh pihak bandara.
"Kami telah mempersiapkan thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang, fasilitas isolasi untuk observasi lanjutan, serta memastikan seluruh petugas bandara dilengkapi dengan APD seperti masker dan sarung tangan," kata Oki.
Selain itu, Kementerian Perhubungan juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE 5 DJU Tahun 2024 tentang penggunaan Satu Sehat Health Pass bagi pelaku perjalanan luar negeri untuk membantu mencegah penularan Mpox.
Bandara Internasional SSK II Pekanbaru juga tengah mempersiapkan diri untuk mengimplementasikan edaran tersebut, meski saat ini masih diberlakukan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
"Situasi pandemi sangat dinamis. Oleh karena itu, kami harus siap sewaktu-waktu untuk menjalankan prosedur tambahan jika diperlukan," ungkap Oki.
Rapat ini menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis, termasuk peningkatan sosialisasi kepada penumpang, penguatan fasilitas karantina, dan koordinasi yang lebih intensif antara pihak bandara, karantina kesehatan, dan maskapai penerbangan.
Semua pihak yang hadir menyepakati bahwa kolaborasi yang solid akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencegah penyebaran Mpox di Pekanbaru.
"Langkah preventif ini sangat penting, tidak hanya untuk melindungi masyarakat tetapi juga untuk memastikan keberlangsungan operasional penerbangan yang aman," tutup Oki.
Bandara Internasional SSK II Pekanbaru akan terus memantau situasi dengan cermat dan berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait guna memastikan bahwa tindakan pencegahan yang diambil berjalan efektif demi melindungi kesehatan para pengguna jasa bandara.