Riauaktual.com – Anggota DPRD Kuantan Singingi (Kuansing) Endri Yupet SH mengkritik keras keputusan Pemerintah Kabupaten Kuansing yang akan memberhentikan ribuan tenaga honorer per awal September 2024, meskipun anggaran untuk gaji mereka telah disahkan untuk satu tahun penuh.
"Gaji mereka sudah dianggarkan untuk satu tahun, tapi kenapa sekarang mereka diberhentikan? Jangan seenaknya memperlakukan honorer ini," ujar Endri Yupet dalam tanggapannya terhadap surat evaluasi honorer yang dikeluarkan oleh Pj Sekda Kuansing, Fahdiansyah, Sabtu (31/8/2024).
Endri Yupet menegaskan bahwa para tenaga honorer juga memiliki tanggung jawab keluarga dan kebutuhan yang harus dipenuhi. Ia merasa kebijakan pemberhentian tersebut sangat tidak adil dan mendadak, terlebih dengan alasan ketersediaan anggaran yang menurutnya tidak benar.
"Ini tidak manusiawi. Anggaran untuk gaji mereka sudah ada, tapi kenapa mereka diberhentikan secara tiba-tiba? Jangan sampai honorer ini menjadi korban permainan politik," kata Endri Yupet dengan nada tegas.
Ia juga mengingatkan agar kebijakan tersebut tidak dipolitisir, dan menolak anggapan bahwa alasan pemberhentian adalah karena tidak dianggarkan dalam APBD 2024. Menurutnya, anggaran tersebut telah disahkan oleh DPRD Kuansing untuk satu tahun penuh.
"Kami sudah mengesahkan anggaran itu. Jangan sampai kebijakan ini digunakan untuk memanipulasi tenaga honorer berdasarkan dukungan politik," sindir Yupet, menyoroti potensi penyalahgunaan kebijakan tersebut.
Pj Sekda Kuansing, Fahdiansyah, sebelumnya mengeluarkan surat tertanggal 28 Agustus 2024 yang memberitahukan bahwa semua pimpinan perangkat daerah harus menghentikan tugas tenaga honorer mulai 2 September 2024, mengacu pada evaluasi kinerja dan ketersediaan anggaran.
Namun, Endri Yupet membantah keras alasan tersebut, menegaskan bahwa anggaran untuk gaji tenaga honorer sudah ada dan tidak seharusnya mereka diberhentikan.
"Bukan hanya sampai September, gaji mereka sudah kami anggarkan untuk satu tahun. Jangan bodohi masyarakat lagi," tegasnya.
Meski demikian, Endri Yupet meminta para honorer untuk tidak khawatir, memastikan bahwa mereka akan dipanggil kembali setelah evaluasi dilakukan, meskipun ia menilai hal ini sebagai taktik politik.
"Tak usah khawatir. Nanti kalian akan dipanggil lagi. Ini hanya akal-akalan saja untuk kepentingan politik," tutupnya.